Bisnis.com, JAKARTA—Kekhawatiran konfrontasi militer antara Rusia dan negara Barat meningkat, namun Presiden AS Donald Trump belum memberi waktu pasti soal serangan ke Suriah.
Serangan itu sebagai balasan atas dugaan penggunaan senjata kimia beracun di dekat Damaskus oleh pemerintahan Bashar al-Assad.
“Jangan tanyakan kapan serangan ke Suriah dimulai. Bisa sangat cepat atau dalam waktu yang tidak begitu lama!,” ujar Trump dalam cuitan terakhirnya di akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (12/4/2018).
Pernyataan itu muncul sehari setelah dia mengirim cuitan bahwa serangan rudal “akan segera datang” sebagai balasan atas serangan racun kimia yang menewaskan puluhan orang pada 7 April lalu oleh pemerintah Suriah. Trump juga menuding Rusia berada dibalik rezim yang berkuasa di negara tersebut.
Sebelumnya Trump mengingatkan Rusia untuk bersiap menanti serangan peluru kendali di Suriah setelah Dewan Keamanan PBB gagal mencapai kesepakatan untuk menghindari serangan militer terkait serangan gas kimia di dekat Kota Damaskus.
“Rusia berjanji akan menembak jatuh setiap serangan rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, serangan itu akan datang,” ujar Trump melalui cuitan akun Twitter miliknya.
Dia melanjutkan pesannya bahwa “Anda tidak akan bermitra lagi dengan binatang yang membunuh warganya dengan gas, dan nikmatilah hal itu. Sejauh ini AS menuding pemerintah Suriah atas dukungan Rusia melakukan serangan gas beracun tersebut.
Sementara itu, pihak Kremlin menyatakan kepada AS dan negara sekutunya bahwa serangan militer atas Suriah bisa menambah instabuilitas di kawasan itu.
Menanggapi cuitan Trump, Juru Bicara Kemenlu Rusia, Maria Zakharova mengatakan “Rudal pintar akan terbang menghadapi para teroris, bukan bergerak mencari pemerintahan yang berkuasa yang telah bertahun-tahun memerangi teroris internasional di wilayahnya.”