Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Publikasi Ilmiah, Indonesia Kalahkan Singapura

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan publikasi ilmiah internasional Indonesia hingga 3 April berhasil menyalip Singapura.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/4)./Antara-Wahyu Putro A
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/4)./Antara-Wahyu Putro A

Kabar4.com, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan publikasi ilmiah internasional Indonesia hingga 3 April berhasil menyalip Singapura.

"Sekarang publikasi ilmiah Indonesia berjumlah 5.250 sementara Singapura jumlah publikasinya 5.050. Itu per tanggal 3 April 2018, kalau untuk 2017 kita masih dibawah Singapura," ujar Nasir di Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Nasir mengatakan jumlah publikasi ilmiah secara keseluruhan akan dihitung pada akhir tahun. Pada tahun sebelumnya, jumlah publikasi ilmiah Indonesia berhasil mengalahkan Thailand. Hal itu terjadi untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir.

Sementara, untuk publikasi ilmiah terindeks Scopus, publikasi Indonesia berjumlah 5.125, sedangkan Singapura berjumlah 4.948 dan Malaysia berjumlah 5.999 karya ilmiah.

"Kami menargetkan tahun ini, jumlah publikasi internasional Indonesia terus meningkat".

Menristekdikti menjelaskan peningkatan jumlah publikasi ilmiah ini tak lepas dari peran aturan Permenristekdikti 20/2017 tentang Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor.

Aturan tersebut mewajibkan para profesor untuk melakukan publikasi karya ilmiah internasional. Jika tidak melakukan publikasi ilmiah, maka akan dilakukan penghentian sementara tunjangan kehormatan.

Ke depan, Nasir berharap tak hanya publikasi ilmiah saja yang meningkat tetapi juga jumlah pengutipan.

"Masalahnya adalah publikasi meningkat tapi pengutipan kurang. Ke depan, kami berharap jumlah publikasi dan pengutipan semakin meningkat," harap dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper