Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SoftBank dan Arab Saudi Bermitra Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Reuters melansir Rabu (28/3/2018), proyek tersebut ditargetkan memiliki kapasitas produksi hingga 200 gigawatt (GW) pada 2030.
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)/Antara
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Vision Fund, anak usaha SoftBank Group Corp., akan berinvestasi di perusahaan energi surya Arab Saudi.

Reuters melansir Rabu (28/3/2018), proyek tersebut ditargetkan memiliki kapasitas produksi hingga 200 gigawatt (GW) pada 2030. Dengan demikian, kapasitas global akan bertambah sekitar 400 GW dan tidak jauh berbeda dengan kapasitas pembangkit listrik nuklir dunia yang mencapai 390 GW pada 2016.

CEO Softbank Masayoshi Son mengatakan proyek tahap awal akan dimulai dengan kapasitas sebesar 7,2 GW dengan biaya US$5 miliar. Dari dana tersebut, Vision Fund berkontribusi US$1 miliar dan US$4 miliar lainnya dari pendanaan lain.

Secara keseluruhan, proyek tersebut akan memakan biaya sebesar US$200 miliar. Dana itu termasuk panel surya, penyimpanan baterai, dan fasilitas produksi panel surya di Arab Saudi.

Sementara itu, Bloomberg melaporkan kesepakatan antara SoftBank dan Arab Saudi dilakukan lewat penandatangan nota kesepahaman di New York, AS, Selasa (27/3) waktu setempat.

"Ini adalah langkah besar dalam sejarah manusia. Ini langkah yang tegas dan berisiko dan kami berharap bisa melakukannya dengan sukses," papar Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Vision Fund juga berencana berinvestasi US$10 miliar di Saudi Electricity Co., perusahaan listrik milik Pemerintah Arab Saudi.

Arab Saudi tengah berupaya melakukan diversifikasi atas penerimaan negara. Selama ini, negara Timur Tengah itu hanya mengandalkan minyak.

Tahun lalu, kedua pihak juga sudah mengumumkan kemitraan untuk pengembangan Neom, sebuah kota mandiri yang ditujukan untuk kegiatan bisnis dan industri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters, Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper