Kabar24.com, DENPASAR—Perbankan diimbau menurunkan suku bunga pinjaman bagi investor jalan tol agar lebih mudah bagi pengelola jalan tol untuk menurunkan tarif.
Dirut PT Jasamarga Bali Tol (JBT) Akhmad Tito Karim menyatakan tanpa adanya penurunan suku bunga pinjaman, pengelola jalan tol kesusahan mendapatkan untung.
Jalan tol Bali Mandara pada saat ini masih harus menanggung kerugian sekitar Rp20 miliar per tahun karena pendapatan operasional lebih rendah jika dibandingkan dengan hutang dan biaya operasional.
“Oke turun [tarif], tetapi ya sebagusnya bank turunkan suku bunga pinjaman” jelasnya di sela-sela peluncuran pos pengisian uang elektronik di Benoa, Senin (26/3/2018).
Pembiayaan jalan tol Bali Mandara bersumber dari perbankan sehingga pengelola harus mengembalikan beban hutang setiap tahun.
Menurutnya, dengan kondisi seperti sekarang saja satu-satunya jalan tol di Bali ini masih kesusahan mendapatkan pendapatan yang dapat menutupi beban bunga.
Baca Juga
Tito menyatakan jika ada penurunan suku bunga pinjaman, maka imbauan penurunan tarif di jalan tol sepanjang 12,3 km akan lebih mudah direalisasikan.
Menurutnya, saat ini pihaknya masih melakukan kajian terkait permintaan dari presiden agar pengelola tol menurunkan tarif.
Dia menegaskan pada saat ini tarif tol di Bali Mandara mencapai Rp1.100 per km dari idealnya jika mengikuti tingkat inflasi seharusnya senilai Rp1.400 per km.
Adapun pengendara yang melalui jalan tol ini 99% dari sekitar 50.000 unit kendaraan per hari adalah mobil pribadi dan penumpang.
Adapun jumlah kendaraan logistik atau angkutan barang hanya sekitar 1% dari jumlah tersebut. Dijelaskan olehnya, dengan tarif tiket Rp11.500 per mobil dan Rp4.500 per sepeda motor, masyarakat di Bali tidak berkeberatan karena masih dinilai kecil.
“Sekarang Rp1.100 per km. Susah sih menurunkan, karena dari awal tarif disini Rp1.000 per km,” jelasnya.