Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Minggu (18/3/2018) mengkritik penyelidikan terhadap Rusia serta dua pejabat yang dipecat dari FBI, menuduh keberpihakan Penasihat Khusus dan berspekulasi mengenai "memo palsu" yang disimpan oleh Andrew McCabe dan James Comey.
Dalam sebuah kicauan di akun Twitter-nya, Trump menuduh Robert Mueller seorang Republikan yang memegang jabatan yang ditunjuk di bawah presiden Demokrat dan Grand Old Party (GOP) salah satu dari dua partai politik besar di Amerika Serikat yang lebih konservatif di antara kedua partai besar.
Tuduhan itu karena memerintahkan "Demokrat garis keras" untuk menyelidiki dugaan hubungan antara kampanye presiden 2016 dan Rusia.
Spent very little time with Andrew McCabe, but he never took notes when he was with me. I don’t believe he made memos except to help his own agenda, probably at a later date. Same with lying James Comey. Can we call them Fake Memos?
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 18, 2018
Tweet Trump tersebut muncul setelah pengacara pribadinya, John Dowd, menyerukan diakhirinya penyelidikan Rusia setelah pemecatan McCabe, direktur pelaksana FBI. Dia dipecat tiba-tiba pada Jumat malam oleh Jaksa Agung Jeff Sessions.
Dilansir CNBC, laporan media menunjukkan bahwa McCabe menyimpan file catatan rahasia dalam diskusi dengan Trump, mirip dengan dokumen yang dilaporkan oleh Comey selama masa jabatannya.
McCabe dilaporkan telah menyerahkan memo tersebut kepada Mueller sebagai bagian dari penyelidikannya, namun pada hari Minggu Trump menolak hal tersebut dan menuduh memo tersebut sebagai "memo palsu".
Michael Bromwich, seorang mantan jaksa federal yang mewakili McCabe, mengecam presiden di Twitter, menuduh Trump "merusak keseluruhan proses" yang menyebabkan penggulingan McCabe, dan menyebut tuduhannya "menjijikkan."
Trump dan pendukungnya sering mengecam penyelidikan Mueller dan FBI sebagai bagian dari perburuan di dalam pemerintahan yang dirancang untuk melemahkan kepresidenannya.
Menurut sebuah cerita yang diterbitkan pada hari Minggu di The New York Times, Mueller telah mengirimkan pertanyaan kepada tim hukum presiden sebagai bagian dari diskusi yang kemungkinan berujung pada wawancara dengan Trump sendiri.
Mueller telah memberikan daftar pertanyaan ke Gedung Putih, New York Times mencatat.