Kabar24.com, JAKARTA--Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal puasa tahun ini pada Kamis 17 Mei dan hari raya Idul Fitri pada Jumat 15 Juni 2018.
Perhitungan masuknya bulan Ramadhan tersebut merujuk perhitungan astronomi atau hisab yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, menurut keterangan pers yang dikeluarkan organisasi itu, Selasa (13/3).
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengharapkan penetapan 1 Ramadan itu dapat menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah. Berdasarkan maklumat tersebut, 1 Zulhijah tahun ini bertepatan dengan Senin, 13 Agustus. Dengan begitu, Hari Arafah atau 9 Zulhijah bersamaan dengan Selasa, 21 Agustus.
Hari Arafah sendiri menjadi acuan umat Muslim untuk melaksanakan puasa sunah Arafah sebelum Idul Adha. Selanjutnya, Idul Adha 10 Zulhijah jatuh pada Rabu, 22 Agustus.
Muhammadiyah sendiri dikenal mengeluarkan penetapan awal puasa, hari Idul Fitri dan Idul Adha mendahului keputusan pemerintah. Alasannya, Muhammadiyah memiliki metode tersendiri dalam menetapkan hari besar keagamaan yaitu dengan perhitungan pasti ilmu astronomi atau falak.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam banyak kesempatan meminta pengertian masyarakat umum untuk saling menghargai metode penetapan hari besar keagamaan.
Baca Juga
Baik pemerintah maupun Muhammadiyah, kata dia, memiliki dasar argumen yang kuat untuk penetapan hari keagamaan, seperti untuk menetapkan awal puasa dan lebaran.
Sementara itu, pemerintah menetapkan hari besar keagamaan Islam setelah melakukan sidang isbat atau penetapan yang diikuti sejumlah ormas dan perwakilan instansi, termasuk Muhammadiyah.
Sidang isbat mempertimbangkan hasil perhitungan hisab dan juga menggunakan metode melihat bulan (rukyat). Keduanya dipadupadankan untuk menjadi landasan penetapan hari besar keagamaan Islam.