Kabar24.com, JAKARTA - Badan Antariksa China ternyata pernah mengirimkan dua anjing ke luar angkasa pada medio 1960-an, sebelum peristiwa Rovolusi Budaya.
Seperti dilansir South China Morning Post pada 25 Februari 2018, fakta itu diungkapkan bertepatan dengan Hari Raya Imlek, menandai dimulainya Tahun Baru yang diperingati sebagai Tahun Anjing sesuai penanggalan China.
Perincian program rahasia China untuk meluncurkan anjing ke luar angkasa lebih dari setengah abad yang lalu itu pertama kali diungkap pekan lalu dalam sebuah artikel yang diterbitkan di media sosial oleh Chinese Academy of Sciences.
Untuk menyambut Tahun Anjing, badan yang mengawasi program tersebut mengatakan, pihaknya ingin memperingati perjalanan legendaris hewan itu ke angkasa.
Pada tahun 1966, Badan Antariksa China mengirimkan 2 ekor anjing dalam 2 uji coba peluncuran yang dikatakan nyaris berhasil tersebut.
Anjing pertama yang dikirim adalah Little Leopard. Para ilmuwan secara hati-hati menempatkan anjing berusia 2 tahun itu yang dipanggil Xiao Bao dalam bahasa Mandarin, ke keranjang dan mengangkatnya ke kapsul mungil yang terpasang di roket T-7A.
Alasan Pemilihan
Baca Juga
Dia terpilih untuk bergabung dalam misi di daerah Guangde, Provinsi Anhui dari lebih dari 100 anak anjing yang dibesarkan dalam penangkaran hewan. Little Leopard dipilih karena penampilannya yang lucu dan lulus dari serangkaian tes. Tes yang dijalaninya termasuk dikurung di sebuah ruangan dan dikenai suara bising lebih dari 100 desibel untuk melihat apakah anjing dapat mentolerir suara sebuah ledakan roket.
Selain Little Leopard, anjing lainnya yang terpilih adalah Shan Shan berusia tiga tahun. Kedua anjing itu mampu beradaptasi dengan baik dan dinobatkan sebagai yang paling cerdas dan berani. Tapi, para ilmuwan telah mengabaikan beberapa hal signifikan saat melakukan tes terhadap anjing-anjing itu. Leopard mulai panik, dia digambarkan takut ketinggian.
Pada hari perjalanannya ke luar angkasa, Jumat 15 Juli, 1966, Xiao Bao diantar pelatihnya, Zhao Xiuhua. Pria yang saat itu berusia 21 mengatakan, Xiao Bao tidak pernah dilatih tentang ketinggian.
Anjing kecil itu pun ketakutan dengan ketinggian. Zhao menenangkannya dengan memeluknya erat, menepuk-nepuk tubuhnya sambil berbicara lembut dengannya.
Xiao Bao berhasil ditenangkan dan membiarkan para ilmuwan mengikatnya ke dalam kapsul tanpa jendela yang penuh dengan peralatan pemantau.
Roket kecil seberat satu ton itu akhirnya diluncurkan. T-7A, sebuah roket penelitian berdasarkan teknologi rudimenter telah digunakan untuk mengangkut peralatan bekas ke tepi atmosfir, namun tidak dirancang untuk perjalanan penumpang yang nyaman atau aman.
Kapsul
Xiao Bao diikat kuat di dalam kapsul, mengalami rasa sakit yang tak terkatakan dan suara yang memekakkan telinga dalam 20 menit berikutnya. Kekuatan akselerasi sampai 12 kali tarikan gravitasi, menyebabkan tekanan, atau G-force, yang membuat jantung anjing memompa cukup darah ke kepalanya.
Ada fluktuasi besar dalam data biometrik Xiao Bao, kata akademi, yang bisa disebabkan oleh G-force, getaran kapsul, panas, ketakutan atau kepanikan.
Sekitar 20 kilometer sebelum mencapai orbit Bumi yang rendah, kapsul tersebut dilepaskan dari roket pada ketinggian 80 kilometer dan terjun dengan parasut di sebuah gunung sekitar 40 kilometer dari lokasi peluncuran.
Xia Bao dijemput oleh helikopter dan dibawa kembali ke tempat peluncuran untuk dipertemukan kembali dengan pawangnya, orang banyak berkumpul dan anjing itu mendapat sambutan bagai pahlawan.
Dua minggu kemudian, Shan Shan menjalani proses yang sama di T-7A yang lain. Tapi perjalanannya lebih buruk, dan gelombang kejut yang sangat besar yang dihasilkan oleh mesin roket merusak peralatan pemantau, jadi tidak ada data untuknya. Dan roket tidak mencapai orbit. Shan Shan selamat dari misi tersebut.
Kedua anjing tersebut dikembalikan ke Beijing di mana pejabat pemerintah senior memberikan penghargaan kehormatan kepada mereka. Tidak diketahui apa yang terjadi pada kedua anjing setelah itu, menyusul kekacauan dan kekerasan selama Revolusi Kebudayaan Cina pada tahun 1966 hingga 1976.
Akademisi itu juga mengungkapkan bahwa mereka telah mencoba menggunakan monyet untuk misi tersebut namun menyerah karena terlalu aktif. Akademisi itu akhirnya dilarang melakukan program luar angkasa China setelah menyebabkan malapetaka di fasilitas penelitian berkali-kali.
Saat ini, China melakukan beberapa peluncuran pesawat luar angkasa Shenzhou yang tak berawak sebelum mengirim orang pertamanya ke luar angkasa, Yang Liwei, pada tahun 2003. Ini Misi tak berawak menggunakan dummies atau boneka yang dihubungkan dengan sensor canggih yang dirancang untuk mensimulasikan kehadiran astronot dan mengumpulkan informasi.
Lebih dari 10 astronot China telah dikirim ke luar angkasa, dan program luar angkasa bernilai miliaran dolar di Beijing mencakup tujuan memiliki stasiun ruang angkasa yang terawat pada tahun 2022.
Xia Bao dan Shan Shan, adalah anjing pertama dan satu-satunya yang digunakan China untuk program penerbangan luar angkasa. Tapi, kedua misi itu diliputi oleh masalah, dan tidak sampai mengorbit. Kedua anjing itu selamat dari kondisi yang bisa dengan mudah melukai atau membunuh astronot manusia.