Kabar24.com, DENPASAR – Status Gunung Agung di Bali diturunkan dari level awas ke level siaga.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG Kasbani memastikan bahwa aktivias vulkanik Gunung Agung sejak sebulan ini turun signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Kendati demikian pihaknya menyatakan bahwa volume kubah lava masih tetap 20 juta meter kubik lava atau sepertiga dari kawah. Menurutnya kumpulan lava tersebut tidak mengalami perubahan dari pengamatan sepanjang sebulan ini.
Semua data dan informasi sebutkan bahwa semua turun dan potensi bahaya di puncak berupa lontaran dan abu di radius 4 km,” jelasnya di Pos Pengamatan Gunung Api Rendang di Karangasem, Sabtu (10/2/2018).
Kasbani juga memastikan bahwa potensi aliran lahar dingin masih terbuka. Meskipun begitu, dia menyatakan bahwa aktivitas gunung setinggi 3.142 mdpl itu terus menurun. Dalam kurun satu bulan terakhir, secara visual teramati bahwa frekuensi kejadian erupsi mengalami penurunan, erupsi terakhir terjadi pada 24 Januari 2018.
Tren kegempaan sepanjang tahun ini juga cenderung menurun. Meskipun fluktuasi di mana sesekali masih terjadi peningkatan kegempaan vulkanik tetapi jumlah dan energinya belum signifikan. Kembang kempis tubuh Gunung Agung masih teramati oleh peralatan deformasi yang terpasang di sekitar gunung.
Baca Juga
Pengukuran gas magmatik mengindikasikan masih adanya dinamika pergerakan magma di kedalam hingga permukaan sehingga potensi untuk erupsi masiha da. Namun demikian, konsentrasi gas magmatik CO2 yang merekfleksikan kontribusi dari kedalaman, jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan pengujuran yang dilakukan sebelum erupsi November 2017.
Namun, data satelit merekam adanya penurunan energi termal di permukaan kawah Gunung Agung. Hal ini mengindikasikan berkurangnya laju aliran lava ke permukaan. Dengan begitu kecil kemungkinan kubah lava dapat memenuhi seluruh volume kawah dalam waktu yang singkat.