Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Bank Di Bali-Nusa Tenggara Capai Ro197,8 Triliun

Kinerja industri perbankan di wilayah Bali Nusra sepanjang 2017 masih menunjukan hasil positif dibuktikan dengan meningkatnya total nilai aset sebesar 9,89% menjadi Rp197,98 triliun.
Dari kiri ke kanan, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana, Wagub Bali Ketut Sudikerta dan Kepala OJK Regional Bali Nusra Hizbullah/Bisnis.com-Feri Kristianto
Dari kiri ke kanan, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana, Wagub Bali Ketut Sudikerta dan Kepala OJK Regional Bali Nusra Hizbullah/Bisnis.com-Feri Kristianto

Bisnis.com, DENPASAR—Kinerja industri perbankan di wilayah Bali Nusra sepanjang 2017 masih menunjukan hasil positif dibuktikan dengan meningkatnya total nilai aset sebesar 9,89% menjadi Rp197,98 triliun.

Menurut Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Hizbullah, pertumbuhan tersebut membuktikan bahwa wilayah ini sudah berhasil melalui kesulitan karena, pada tahun lalu secara khusus ekonomi Bali tersendat dampak erupsi Gunung Agung.

“Tahun lalu bukanlah tahun yang mudah disertai dengan bencana alam erupsi Gunung Agung, tetapi berkat koordinasi kebijakan dan kerjasama yang baik antara pemerintah dan otoritas perekonomian, imbas negatif dari tekanan perlambatan ekonomi global dan dampak bencana alam tersebut dapat dikendalikan,” jelasnya usai Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2018 di Nusa Dua hari ini, Jumat (9/2/2018).

Peningkatan aset perbankan tersebut ditopang oleh peningkatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp146,18 triliun, tumbuh sebesar 10,51%, atau lebih tinggi dari perumbuhan DPK nasional yang tercatat 9,35%.

Sebaran DPK tertinggi di Bali, yakni Rp96,1 triliun atau tumbuh 9,35%, disusul NTB Rp26,38 triliun alias tumbuh 18,33%, dan NTT Rp23,68 triliun atau naik 7,19%.

Fungsi intermediasi perbankan yang semakin baik juga tercermin dari penyaluran kredit perbankan di wilayah Bali dan Nusra pada tahun lalu mencapai Rp145,7 triliun atau tumbuh sebesar 9,66% dan lebih tinggi dari pertumbuhan kredit perbankan nasional yang tercatat sebesar 8,35%. 

Dari sisi risiko kredit perbankan, dapat dilaporkan bahwa pengelolaan risiko kredit perbankan di Bali dan Nusra pada 2017 juga masih terkendali. Rasio NPL perbankan di Provinsi NTB hanya sebesar 1,62% dan NTT sebesar 2,18 menurun dibandingkan posisi tahun 2016 dan berada di bawah rasio NPL nasional. 

“Hanya rasio NPL perbankan di Bali pada tahun lalu meningkat dari 2,42% menjadi 3,42%, dan berada di atas yakni 2,59%, tetapi masih dibawah batas ambang 5%,” jelasnya.

Lebih jauh dijelaskan bahwa secara regional, perekonomian Bali bertumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan kondisi perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2017mencapai 5,59%, bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,07%. 

Sektor jasa keuangan yang terdiri dari industri perbankan, baik bank umum maupun BPR, industri keuangan non-bank dan pasar modal turut berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Bali.  Namun, sektor perbankan masih memiliki peran terbesar dalam sektor jasa keuangan selama Januari-Desember tahun lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper