Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri BUMN di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bak hilang ditelan bumi. Kabar-kabarnya tidak pernah terdengar, seperti saat-saat namanya begitu populer di jagat dunia perpolitikan nasional ketika menjadi pejabat negara dan namanya digadang-gadang sebagai Calon Presiden saat mengikuti Konvensi Nasional Calon Presiden Partai Demokrat pada tahun 2013.
Ternyata, konglomerat media Jawa Pos Group itu sedang jatuh sakit dan sakitnya kali ini tidak kalah serius dibandingkan dengan kanker hati yang pernah dideritanya, hingga akhirnya harus menjalani operasi ganti hati. Dahlan juga pernah mengalami kecelakaan serius, mengemudikan mobil listrik lalu menabrak tebing. Dan saat ini sedang menjalani perawatan intensif akibat penyakit baru yang dideritanya, aorta dissection.
"Aorta Dahlan bermasalah saat umrah bersama keluarga akhir Desember lalu, pingsan dan dirawat di sebuah rumah sakit. Kembali diopname saat kembali ke Surabaya dan akhirnya dibawa ke rumah sakit di Singapura untuk menjalani perawatan," kata Joko Intarto, orang dekat Dahlan kepada Bisnis, Kamis (8/2/2018).
Kisah penyakit baru Dahlan tersebut akan dituangkan di website pribadinya dengan nama Disway.id, yang mulai dapat diakses pada Jumat esok, 9 Februari 2018, bertepatan dengan Hari Pers Nasional.
Tanggal 9 Februari 2018 dianggap hari yang tepat untuk memperkenalkan website resminya itu, karena bertepatan dengan Hari Pers Nasional. Saat website itu diluncurkan, Dahlan yang menjabat Ketua umum Serikat Penerbit Suratkabar Indonesia (SPSI) sedang berada di Padang, Sumatra Barat, berkumpul dengan para wartawan dan pelaku bisnis pers nasional.
"Website Dahlan akan menampilkan beberapa konten. Konten perdananya adalah kisah pengalamannya menjadi manusia setengah bionic setelah aortanya sobek dan harus menggunakan “selang plastik” sepanjang 50 cm," kata Joko yang dipercaya mengelola Disway.id.
Aortic dissection sering dialami penderita hipertensi. Melalui website Disway, Dahlan ingin berbagi pengetahuan tentang risiko-risiko aorta dissection yang mematikan itu dan cara mencegah agar penderita hipertensi tidak sampai mengalami masalah kesehatan akut seperti dirinya.
"Menurut Dahlan, banyak orang yang terkena aorta dissection . Namun tidak banyak yang mau bercerita. Dahlan berharap ceritanya bisa menjadi sarana edukasi hidup sehat dan produktif bagi semua orang yang membacanya," ujarnya.