Bisnis.com, JAKARTA – WWF Indonesia memasang lampu light emitting diode (LED) pada jaring tangkap nelayan di perairan Paloh, Sambas sebagai upaya melindungi habitat penyu di wilayah tersebut.
Manajer Program Kalbar WWF Indonesia Albertus Tjiu mengatakan, pemasangan lampu LED pada jaring insang atau gillnet nelayan tersebut ditujukan untuk menekan ancaman kelangsungan populasi penyu di wilayah perairan Paloh.
“Lampu itu untuk menekan laju tangkapan sampingan atau by catch dari aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan terhadap satwa laut yang dilindungi seperti penyu,” kata Albert melalui rilis yang diterima Bisnis, Selasa (6/2/2018).
WWF Indonesia telah menguji coba pemasangan lampu light emitting diode (LED) pada jaring tangkap nelayan perairan Paloh, Sambas selama 2014 hingga 2017.
Menurut dia, ancaman populasi penyu di Pantai Paloh berhasil ditekan sejak 2009, kendati perburuan telur penyu masih saja terjadi.
Uji coba pemasangan lampu LED pada jaring tangkap nelayan di perairan Paloh itu sudah dilakukan sejak 2014—2017.
Namun, setelah dilakukan pendataan kembali pada 2017, ditemukan fakta masih adanya perburuan telur penyu hingga 11% dari total keseluruhan sarang yang berhasil dimonitor di pantai peneluran Paloh, baik di darat dan perairan.
Setiap tahun, lebih dari 500 individu penyu diperkirakan tertangkap tidak sengaja oleh jaring nelayan di perairan Paloh. Kondisi ini berdampak buruk pada kelangsungan populasi penyu dan merusak jaring nelayan.
Kendati demikian, dari uji coba penggunaan lampu LED tersebut efektif mengurangi peluang tertangkapnya penyu hingga 70%. Selain itu, jumlah tangkapan nelayan pada ikan target seperti bawal juga meningkat 11%.
Untuk diketahui, penggunaan LED adalah program smartgear yang sudah disosialisasikan oleh WWF Amerika Serikat dan bekerja sama dengan WWF Indonesia.
