Kabar24.com, SEMARANG- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo akan menunjuk pelaksana tugas (Plt) Bupati Kebumen dalam waktu dekat. Merasa para kepala daerahnya sudah sekolah bareng KPK, Ganjar menyayangkan jika masih ada yang mau berlaku korupsi.
"Ya langsung akan diisi Plt ya. Saat sudah jadi tersangka itu, setelah ditangkap dia telfon saya katanya akan mengundurkan diri," ucap Ganjar di Gradika Bhakti Praja Komplek Gubernuran Jateng Jalan Pahlawan," ungkap Ganjar Rabu (24/1/2018).
Ganjar mengucapkan, ia tidak kaget dengan kejadian tersebut lantaran rentetan kasus korupsi di Kabupaten Kebumen sudah lama terjadi.
"Oh ini kasusnya sudah lama. Senin telfon saya, mau mengundurkan diri. Tapi saya Minggu [22/1/2018] saya sudah dikabari [akan ada penahanan]," ujarnya.
Di Jawa Tengah dalam kurun waktu setahun terakhir terdapat 3 kepala daerah dan satu pejabat sekretaris daerah yang dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pada Jumat 30 Desember 2016 Bupati Klaten Sri Hartini ditangkap tangan KPK karena menerima suap atas jual beli jabatan di daerah tersebut.
Berlanjut, Walikota Tegal Siti Mashita juga diciduk KPK pada Selasa 29 Agustus di kantornya. Kasus tersebut berkaitan dengan suap yang diterima Mashita dalam menjalankan beberapa proyek di Kota Tegal.
Sebelum penahanan Bupati Kebumen, Muhammad Yahya Fuad, KPK terlebih dahulu menangkap Sekda Kebumen, Adi Pandoyo pada Kamis 29 Desember 2016. Penahanan Adi bermula dari rentetan panjang tangkap tangan KPK atas kasus proyek di Dinas Pendidikan Kebumen pada Oktober 2016.
Ganjar mengaku semua kepala daerah sudah didik oleh KPK, soal tindak korupsi. Bahkan Jateng menjadi daerah pertama yang melaksanakannya.
"Kita sudah omongkan semua, kalau sudah dididik, bahkan cuma Jateng yang melakukan pendidikan anti korupsi. Kalau tidak bisa menjaankan ya, saya tidak bisa kontrol secara per individu. Biar penegak hukum saja yang kemudian bertindak. Kita harap (perilaku korupsi) tidak dijalankan," ucap Ganjar.