Kabar24.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan bakal menjadi pusat sorotan dalam pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos Swiss pada 22-26 Januari mendatang.
Pasalnya, Trump telah menyatakan diri untuk hadir dalam konferensi tahunan yang mempertemukan para pebisnis dan pejabat negara dari seluruh dunia tersebut. Adapun, Trump akan menjadi Presiden AS pertama yang hadir di acara tersebut, setelah terakhir kali dilakukan oleh Bill Clinton pada 2000.
Dalam pertemuan ini, Trump diharapkan mampu menjelaskan kebijakan-kebijakannya selama ini, seperti “America First” dan kebijakan sejumlah kebijakan ekonomi lainnya seperti energi dan lingkungan hidup. Presiden AS tersebut, dijadwalkan memberikan pidato pada hari terakhir konferensi tersebut.
“Sangat penting bagi kita, kehadiran Trump di WEF. Kami butuh mendiskusikan dan melihat sikap dia secara langsung terkait terorisme, keamanan global, kerusakan lingkungan dan proteksionisme,” kata pendiri WEF Klaus Schwab, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/1).
Seperti diketahui, dalam keterangan resminya, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan bahwa Trump akan membahas kebijakan-kebijakan nasionalnya dalam pertemuan tersebut. Dia memastikan akan memperjuangkan kepentingan bisnis, industri, dan pekerja Paman Sam.
Sementara itu para analis dan pengamat menilai, Trump akan mengutamakan topik mengenai ketidakadilan di sektor perdagangan yang dialami negaranya. Presiden dari Partai Republik tersebut diprediksi akan menempatkan AS sebagai korban surplus perdagangan negara-negara mitranya.
Adapun pada tahun lalu, meskipun Trump tidak hadir dalam pertemuan serupa, namanya terus menjadi topik bahasan para pejabat dan pebisnis yang hadir. Pasalnya, kala itu Trump terpilih karena isu-isu populis yang dikampanyekannya, termasuk proteksionisme dan anti-globalisasi.