Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Membaca "Garis Tangan" Agum Gumelar

Nama Agum Gumelar nampaknya selalu bisa bertahan dalam orbit percaturan politik nasional. Ibaratnya, Jenderal (Purn) Agum Gumelar, MSc. ini adalah salah satu tokoh nasional yang memiliki garis tangan mengagumkan.
Agum Gumelar/JIBI-Akhirul Anwar
Agum Gumelar/JIBI-Akhirul Anwar

Kabar24.com, JAKARTA - Nama Agum Gumelar nampaknya selalu bisa bertahan dalam orbit percaturan politik nasional. Ibaratnya, Jenderal (Purn) Agum Gumelar, MSc. ini adalah salah satu tokoh nasional yang memiliki garis tangan mengagumkan.

Selepas lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1968, tokoh kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 17 Desember 1945, ini selalu diiringi dengan karier.

Berawal sebagai Komandan Peleton Batalion Infanteri 323/Siliwangi, kini Agum dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) oleh Presiden Jokowi.

Tamat dari AMN tahun 1968, satu lichting dengan Menkopolhukam Wiranto dan mantan Kepala BIN Sutiyoso, Agum selalu mendapat tugas pengabdian kepada bangsa dan negara. Tentunya, torehan tugas itu membuat bangga kedua orang tuanya, Muksin Suriasantika dan Tien Rokayah,

Gagal dalam kontestasi pemilu untuk menjadi Wakil Presiden pada Pemilu 2004 serta tak berhasil menjadi Gubernur Jawa Barat pada Pemilu 2008, Agum selalu mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menjalankan beragam tugas.

Setelah era Presiden Petama RI Soekarno, Agum merupakan satu-satunya putera bangsa yang mendapat kepercayaan dari Presiden kedua hingga ketujuh, yakni dari era Presiden Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Joko Widodo.

Sosok Agum merupakan satu contoh betapa "old soldier never die", ungkapan terkenal dari Komandan Militer Tertinggi AS di Pasifik dalam Perang Dunia II Jenderal Douglas Mac Arthur. Begitulah, karier Agum tak pernah berhenti dan ia juga mendapat kepercayaan oleh siapapun yang menjadi presiden.

Di bawah Presiden Soeharto, Agum penuh berkarier dalam dunia militer dan berhasil meniti jenjang kepangkatan dari perwira muda berpangkat letnan dua setelah lulus AMN hingga perwira tinggi berpangkat Jenderal.

Karier militernya dijalani di lingkungan korps baret merah, Komando Pasukan Khusus yang merupakan kesatuan elit TNI Angkatan Darat.

Agum bahkan dipercaya oleh Presiden Soeharto sebagai Panglima Tertinggi ABRI (sebelum menjadi TNI) untuk menjabat Komandan Jenderal Kopassus pada 1993 hingga 1994, Kepala Staf Kodam I/Bukit Barisan pada 1994 , dan singgah sebentar sebagai Staf Ahli Panglima ABRI Bidang Polkam pada 1996, kemudian menjadi Panglima Kodam VII/Wirabuana tahun 1996 hingga 1998 dengan pangkat mayor jenderal.

Dalam pemerintahan Presiden BJ Habibie, Agum mendapat kepercayaan dari kepala negara untuk menjabat Gubernur Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) dengan pangkat letnan jenderal pada 1998 hingga 1999. Selain itu dia juga dipercaya sebagai Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) sejak 1999 hingga 2000.

Karier Agum Gumelar kian berkibar ketika dipercaya menjadi Menteri Perhubungan oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Jabatan Menteri Perhubungan dijabatnya sejak 1999 hingga 2001 sebelum kemudian beralih menjadi Menteri Koordinator Bidang Polsoskam, menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono, sejak 1 Juni tahun 2001, dan merangkap sebagai Menteri Pertahanan sejak 20 Juli 2001, menggantikan Mahfud MD.

Ketika Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden, menggantikan Abdurrahman Wahid setelah Sidang Istimewa MPR 2001, Agum Gumelar dipercaya kembali sebagai Menteri Perhubungan.

Lantaran Agum Gumelar mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden dalam Pemilu Presiden tahun 2004, posisinya sebagai Menteri Perhubungan diisi oleh pelaksana tugas yang dijabat oleh Sunarno.

Pada periode pertama era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agum berada di luar kabinet, namun dipercaya sebagai Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) sejak 2003 hingga 2007 dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri sejak 2007.

Sementara pada periode kedua pemerintahan SBY, Linda Amalia Sari, isteri Agum Gumelar, dipercaya menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sejak 2009 hingga 2014. Kisruh di PSSI membuat Agum Gumelar dipercaya menjadi Ketua Komite Normalisasi PSSI.

Kini tugas negara kembali tersampir di pundak Agum. Dia dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk menjalankan tugas sebagai anggota Wantimpres. Tentu, tugas baru itu menjadi tambahan alasan mengapa Agum layak dikagumi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper