Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan menjamin pasokan tiga jenis vaksin, yakni DPT-HB-Hib, DT, dan Td, yang akan digunakan dalam program Outbreak Respons Immunization (ORI) cukup untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Indonesia.
Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek telah meminta PT Bio Farma (Persero), selaku BUMN yang memproduksi vaksin tersebut, meningkatkan kapasitas produksi dari 15 juta vial per tahun menjadi 19,5 juta vial per tahun.
"Cukup. Untuk upaya penanggulangan KLB difteri sebanyak 19,5 juta vial pada 2018 akan tersedia untuk Indonesia,” ujarnya, seperti dilansir dari Tempo.co, Minggu (14/1/2018).
Pernyataan itu disampaikan setelah Menkes memastikan kesiapan produksi Bio Farma dengan mendatangi pabriknya di Bandung bersama Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf, Wakil Ketua Komisi IX Ermalena, dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Dodo Suhendar.
Kasus difteri di Jakarta, yang sudah masuk kategori KLB, mulai meresahkan masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun melakukan program ORI di beberapa tempat untuk memutus rantai penularan penyakit tersebut.
Pencegahan difteri yang paling utama adalah dengan imunisasi. Di Indonesia, program imunisasi difteri sudah dilakukan lebih dari lima dasawarsa.
Ketiga vaksin imunisasi difteri diberikan pada usia berbeda. Imunisasi difteri diberikan melalui imunisasi dasar pada bayi (di bawah 1 tahun) sebanyak tiga dosis vaksin DPT-HB-Hib dengan jarak satu bulan.
Selanjutnya, diberi imunisasi lanjutan (booster) pada anak umur 18 bulan sebanyak satu dosis vaksin DPT-HB-Hib. Pada anak sekolah tingkat dasar kelas 1, diberikan satu dosis vaksin DT dan pada murid kelas 2 diberikan satu dosis vaksin Td. Kemudian, pada murid kelas 5 diberikan satu dosis vaksin Td.
Keberhasilan pencegahan difteri dengan imunisasi sangat ditentukan oleh cakupan imunisasi, yaitu minimal 95%. Munculnya wabah (KLB) difteri kemungkinan karena immunity gap, yaitu kesenjangan atau kekosongan kekebalan di kalangan penduduk di suatu daerah.