Kabar24.com, JAKARTA — Setelah menyalurkan utang hingga miliaran dolar AS, yang didiukung oleh permintaan kredit konsumer pada tahun lalu, Ant Financial milik Jack Ma menghentujan sementara penyaluran pinjamannya.
Hal itu terjadi setelah Pemerintah China mulai membatasi tingkat penyaluran pinjaman mikro. Alhasil, sejak Desember 2017, Ant Financial dilaporkan tidak lagi menjual efek beragun aset (asset-backed security/ABS).
Hal itu menandai perubahan kebijakan yang drastis dari Ant Financial, di mana sepajang Januari-November 2017, telah menyalurkan dana hingga 238 miliar yuan (US$37 miliar). Jumlah tersebut menjadi rekor tersendiri sepanjang sejarah China. Lonjakan penyaluran tersebut didukung oleh kencangnya permintaan kredit konsumer.
“Regulator di China telah berhenti menyetujui penjualan ABS yang didukung oleh pinjaman yang tidak khusus untuk belanja konsumen,” kata salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (9/1/2018).
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa pihak berwenang di China juga telah mengumumkan pada 1 Desember 2017, mereka meminta kreditur mikro untuk mengkonsolidasikan ABS ke dalam neraca mereka.
"Tanpa peraturan baru, pinjaman konsumen Ant Financial akan membengkak tanpa batas karena dapat memindahkan sebagian besar pinjaman dari neraca dengan mengemasnya menjadi ABS," kata Yang Junmin, analis di firma riset keuangan Shanghai Yingxun Technology Co.
Junmin menambahkan, kebijakan Pemerintah China tersebut, akan membuat Ant Financial dan perusahaan keuangan serupa lainnya berhati-hati dalam menjual ABS baru. Dia memprediksi pula bahwa permintaan kredit konsumer baru kepada Ant Financial akan mengalami perlambatan yang tajam pada tahun ini.
Seperti diketahui, regulator keuangan di China menargetkan industri pinjaman mikro online senilai 1 triliun yuan untuk diatur kembali. Pasalnya, industri tersebut saat ini sangat diminati, padahal memiliki tingkat suku bunga yang tinggi dan praktik pemberian pinjaman yang tidak tepat.