Bisnis.com, JAKARTA - Suasana haru dan gembira berbaur menjadi satu pada hari Natal ini. Itulah kondisi di rumah sakit Polri, Kramat Jati Jakarta Timur.
Bagi umat Nasrani yang hari ini merupakan hari berbahagia, tak bisa merayakan Natal bersama keluarga di rumah atau beribadah ke gereja.
Mereka tentu tak bisa menghadiri kebaktian natal sungguh menyenangkan: menyanyikan lagu Malam Kudus, menyalakan lilin-lilin kecil dan mendengarkan khotbah.
Di ruang gawat darurat rumah sakit milik polisi ini, berjejer pasien yang tidak bisa ikut merayakan Natal. Bersama umat beragama lainnya mereka menahan sakit.
Ruang tunggu untuk pasien kelas tiga, membuat hati trenyuh. Ratusan orang memadati ruangan sekitar 60 m2 tersebut. Mereka berhari-hari menunggu keluarga yang dirawat di rumah sakit tersebut.
Suasana makin mengharukan ketika ada pasien yang meninggal dunia. Dua anak perempuannya menangis histeris, tak bisa dihentikan. Keluarga berupaya menenangkan, namun sia-sia. Kedua gadis itu terus menangis sambil berteriak "mama.. mama..."
Namun suka cita Natal masih sedikit terasa. Itu pun bukan hanya dirasakan oleh umat Kristiani saja, tapi juga banyak orang yang mendapat imbasnya. Tak heran jika di tempat-tempat umum sudah dihiasi ornamen Natal. Termasuk sebuah rumah sakit yang ikut berbagi suka cita Natal kepada para pasien dan pengunjungnya.
Di rumah sakit, suasana Natal tetap terasa karena banyak ornamen yang menghiasi hari raya ini. Bayi yang baru lahir pakai selimut dan topi khas warna Natal, dinding dan atap ruangan tak luput dari hiasan pohon cemara, dan kantong darahnya mirip kaus kaki dari Sinterklaas.
Deddy, salah seorang pasien, memang tidak merayakan Natal, namun hari ini adalah peringatan ulang tahun adiknya yang bernama Astuti. Hari bahagia ini tak bisa dirayakannya karena ia harus terbaring di rumah sakit Polri sejak sepekan lalu.
