Bisnis.com, JAKARTA—Pengusaha senior pendiri Grup Sahid, Sukamdani Sahid Gitosardjono tutup usia di usia 89 tahun. Di mata putra-putrinya, Sukamdani adalah figur ayah yang cukup sempurna. Sosoknya begitu ‘lengkap’.
Salah satu putra Sukamdani, Hariyadi Sukamdani menuturkan bahwa ayahnya bukan saja sukses sebagai pengusaha. Sukamdani merupakan orang tua yang selalu membimbing dan memberikan perhatian kepada kelima anaknya.
Selain sebagai pegusaha dan orang tua, Hariyadi pun salut atas pencapaian sang ayah saat menjadi anggota MPR dan DPR. Jauh sebelum itu, Sukamdani sudah terlebih dahulu mulai mengabdi pada negara sebagai pejuang kemerdekaan.
“Beliau angkatan ’45, veteran. Beliau mempunya kesempatan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan penerima anugerah Mahaputra. Dia veteran tentara pelajar. Tapi beliau ingin dimakamkan di Bogor karena bersatu dengan pondok pesantren Sahid, semacam Islamic Centre karena ada institut agama Islam dan masjid raya,” ujarnya, Kamis (21/12/2017).
Hariyadi pun menyebut, ayahnya merupakan pendiri dan pernah pemimpin redaksi harian ekonomi Bisnis Indonesia.
Hingga saat ini, Bisnis Indonesia masih eksis dan menjadi koran ekonomi paling berpengaruh di Tanah Air.
Baca Juga
“Beliau itu pribadi yang lengkap semua profesi pernah dan sebagai panutan. Beliau disiplin, demokratis orangnya. Salah satu pesan yang paling saya ingat adalah hidup itu menghidupi. Tidak boleh egois,” terangnya.
Putri Sukamdani, Wiryanti Sukamdani mengamini hal tersebut. Dia mengatakan salah satu pesan ayahnya yang tak lekang adalah tidak boleh berhenti berjuang.
“Berjuang itu bisa di ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan, bukan angkat senjata saja,” tuturnya.
Dia mengenang, Sukamdani selalu menekankan, menjadi pengusaha sejati yang paling utama adalah tidak boleh berbuat yang tidak baik. Menurutnya, hal itu karena tindak tanduk pengusaha itu ibarat kontrak.
“Beliau selalu bilang, boleh spekulasi tapi jangan manipulasi. Omongan pengusaha itu seperti kontrak,” ucapnya.