Bisnis.com, JAKARTA - Koalisi yang dipimpin Arab Saudi akan tetap membuka pelabuhan utama Yaman selama sebulan, walaupun sempat ada serangan dari gerilyawan Houthi ke Arab Saudi.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (20/12/2017), koalisi yang sudah menguasai jalur udara dan jalur laut Yaman itu telah menutup seluruh akses masuk ke Yaman sejak bulan lalu. Penutupan akses dilakukan pasca adanya serangan misil ke bandara internasional di Riyadh, Arab Saudi, beberapa waktu lalu.
Kemarin, terjadi serangan serupa ke kota tersebut. Misil yang ditembakkan oleh gerilyawan Houthi diarahkan ke gedung yang menjadi tempat pertemuan para pemimpin Arab Saudi.
Dalam pernyataan resminya, pihak koalisi menyatakan dibukanya akses ke Pelabuhan Hodeidah dilakukan untuk menjaga masuknya bantuan kemanusiaan bagi rakyat Yaman. "Hasil dari kajian dan inspeksi intensif, koalisi memutuskan untuk tetap membuka Pelabuhan Hodeidah bagi bantuan kemanusiaan," demikian disampaikan dalam pernyataan resmi tersebut.
Kapal yang membawa pasokan bahan bakar dan makanan juga akan diizinkan masuk untuk 30 hari berikutnya, bersamaan dengan implementasi proposal bantuan PBB. Meski tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai isi proposal itu, tapi pihak koalisi meminta pengawasan PBB diperketat untuk mencegah gerilyawan Houthi mendapatkan pasokan senjata.
Pelabuhan Hodeidah merupakan pelabuhan utama Yaman untuk pasokan makanan dan bantuan kemanusiaan lainnya. Penutupan akses terhadap pelabuhan dan bandara Yaman membuat ketersediaan pangan serta bahan bakar semakin menipis.