Kabar24.com, DENPASAR -- SPBU di Bali mengejar peningkatan transaksi non tunai pada setiap pembelian bensin dengan menggandeng Bank Mandiri lantaran jumlah transaksinya hingga saat ini masih sebesar Rp500 juta.
Sales Executive Retail IX Pertamina Bali Aris Irmi mengatakan rata-rata dalam sehari pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) dan bahan Bakar Khusus (BBK) pada SBPU yang ada di Pulau Dewata mencapai 3.000 kiloliter.
Jika 1 liter bensin dirata-ratakan senilai Rp6.000 maka transaksi pembelian bensin sehari bisa senilai Rp18 miliar. Dari angka itu, transaksi non tunai hanya terhitung sebesar Rp500 juta.
"Jauh sekali hanya 1 persen sekian padahal potensinya sangat besar," katanya, Kamis (14/12/2017).
Kata dia, semua transaksi di SPBU yang ada di Bali berpotensi melakukan transaksi non tunai hanya saja sistemnya belum berjalan dengan baik.
Lantaran hal ini pula belum bisa ditarget kapan transaksi non tunai di SPBU wilayah Bali bisa terlaksana 100%. Tetapi, biasanya paling tidak membutuhkan waktu sampai 3 bulan agar sistem ini mudah diterima masyarakat dan pertugas di SPBU.
Baca Juga
Aris pun mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan program-program insentif ke petugas yang menawarkan pembayaran non tunai ke konsumen.
Apalagi, transaksi non tunai di SPBU tidak hanya membantu pemerintah dalam menekan peredaran uang palsu, tetapi juga sekaligus membantu petugas SPBU. Petugas SPBU yang membawa banyak uang cash dinilai riskan menimbulkan adanya tindakan criminal.
"Saat ini kita lagi membiasakan dengan program-program, contohnya dengan memberikan gratis 1 liter bila menggunakan cashless dan operator insentif," sebutnya.
Kata dia, kerja sama dengan Bank Mandiri untuk meningkatkan transaksi non tunai pada SPBU yang ada di Bali, semakin meningkatkan jenis transaksi ini. Hal ini lantaran mesin Electronic Data Capture (EDC) Bank Mandiri di Bali sangat banyak jumlahnya.
Pertamina pun mengharapkan sinergi dengan Bank Mandiri sebagai sesama BUMN mampu mendukung program pemerintah, salah satunya meningkatkan transaksi non tunai.
"Proses pembelian via cashless sebenarnya proses biasa, hanya sekarang belum biasa, maka kita akan terus melakukan briefing ke petugas dan memastikan mesin EDC selalu oke," katanya.
Ketua Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswanamigas) Bali Ida Bagus Rai mengatakan dari 300 anggota yang ada, baru 20% yang memasang mesin EDC untuk mempermudah transaksi non tunai di SPBU. Sementara,transaksi non tunai di SPBU terbanyak ada di Denpasar dan Badung.
"Yang jelas perlu pelatihan ya kan relatif pemakai EDC perlu keterampilan," katanya.
Pihaknya juga mendorong semua pengusaha SPBU dan Elpiji untuk memanfaatkan program-program dari Bank Mandiri termasuk apabila membutuhkan kredit modal kerja dan kredit investasi agar dapat di permudah dalam pengurusannya.
"Kecenderungan bisnis yang akan datang itu kan kecenderungannya cashless ya Mandiri sudah barang tentu akan mensupport dengan mesin-mesin EDC ya itu kita harapkan," katanya.