Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan kontrol penyebaran buku untuk peserta didik perlu pengawasan yang lebih ketat terlebih pada proses penyusunan buku sebelum diedarkan.
"Ini keteledoran yang seharusnya tidak terjadi. Ke depan, proses penyusunan buku itu harus benar-benar dicek dan ricek," kata Puan dalam keterangan tertulis pada Rabu (13/12/2017) menanggapi beredarnya buku pelajaran kelas 6 SD yang menyebutkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Buku pelajaran yang menyebutkan Yerusalem adalah ibukota Israel itu ada pada buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 6 SD yang diterbitkan oleh Intan Pariwara dan Yudhistira. Pada halaman 64 tertera keterangan bahwa negara Israel beribu kota Yerusalem, padahal yang benar adalah Tel Aviv.
Puan sangat menyesalkan kejadian itu karena buku tersebut sudah beredar sejak lama dan baru diketahui saat ini.
Puan juga menyatakan sangat mendukung keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang menarik tautan tersebut dari situs Kemendikbud. Menurut Puan kejadian itu merupakan bentuk pelanggaran dan harus dipertanggungjawabkan.
Puan berharap Pusat Kurikulum dan Perbukuan memeriksa konten buku secara ketat sebelum diedarkan buku.
"Keinginan kami secepatnya buku tersebut ditarik dan dikoreksi segera pada edisi terbaru," tutur Puan.
Dia meminta sejumlah hal terkait buku pelajaran harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang fatal. Karena apabila terjadi kesalahan dalam substansi yang diberikan akan berdampak pada proses pengajaran.
"Harus lebih diperhatikan, jangan sampai buku yang sudah beredar menimbulkan polemik," ucap Puan.