Kabar24.com, JAKARTA - Pengamat politik LIPI Siti Zuhro mengatakan bahwa ‘surat sakti’ Ketua DPR Setya Novanto yang menunjuk Azis Syamsuddin sebagai pengganti dirinya merupakan sebuah putusan pribadi yang bertentangan dengan mekanisme partai politik yang seharusnya.
Menurut Siti mekanisme penunjukkan seorang kepala lembaga tinggi negara, termasuk DPR, tidak bisa main-main atau berupa keputusan pribadi. Apalagi, surat itu dikeluarkan oleh seseorang yang tengah bermasalah dengan hukum.
Siti mengatakan keputusan itu tidak aspiratif juga tidak mewakili semua pihak di dalam tubuh Partai Golkar.
“Surat sakti Pak Novanto itu merupakan surat pribadi, tidak mewakili Golkar. Ini seperti one man show, main-main karena ditenukan oleh satu orang,” ujarnya, Senin (11/12/2017).
Pada bagian lain Siti Zuhro juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Novanto juga akan ikut merugikan Azis Syamsuddin sendiri. Pasalnya, tidak semua unsur di Golkar akan menerima politisi muda yang kini menjadi Ketua Badan Anggaran DPR tersebut.
Artinya Azis akan terimbas dari dampak permainan Novanto.
Baca Juga
Siti Zuhro mengatakan kalau kondisi kisruh di tubuh Golkar terus dibiarkan maka dikhawatirkan partai yang pada pemilu lalu mampu meraih suara sekitar 14% bisa terpuruk menjadi partai kelas menengah.
Dikatakan, bukan tidak mungkin partai itu akan kehilangan separuh dari suaranya pada pemilu lalu atau meraih sekitar 7% kalau kepercayaan publik terus tergerus akibat berbagai persoalan yang terus mendera partai itu.