Kabar24.,com, JAKARTA—Negara-negara di kawasan Timur Tengah menunjukkan sikap satu suaranya yakni mengkritik kebijakan AS terkait pemindahan kedutaan besarnya ke Jerusalem.
Fenomena ini menjadi sebuah anomali tersendiri, di tengah terfragmentasinya pandangan politik dan kebijakan negara-negara Timur Tengah. Seperti diketahui, perbedaan yang paling mencolok di kawasan itu adalah kubu pro-Arab Saudi, independen atau poros tengah dan pro-Iran.
Adapun, Arab Saudi yang selama ini menjadi mitra klasik AS di Timur Tengah, tak segan mengeluarkan kritik kepada Trump. Para pengambil keputusan di Riyadh, tak segan menegaskan sikapnya dalam mendukung Palestina.
“Ada konsekuensi berbahaya ketika AS memindahkan Kedutaan Besarnya ke Jerusalem. Kami meminta AS menarik keputusannya dan menghormati kesepakatan internasional,” kata pejabat Kerajaan Arab Saud dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (7/12).
Sikap serupa pun muncul dari negara-negara lain yang merupakan mitra Arab Saudi. Negara-negara tersebut a.l. Mesir, Lebanon, Irak dan Yordania. Sementara itu, negara rival yang turut satu suara dengan Riyadh adalah, Qatar, Iran, dan Turki.
Menteri luar negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani bahkan mengibaratkan keputusan Trump sebagai hukuman mati bagi orang-orang yang mencari kedamaian.
Baca Juga
Dia pun memperkirakan langakah AS itu akan meningkatkan eskalasi dan memunculkan perselisihan baru yang lebih berbahaya di dunia.
Sementara itu, Turki mengatakan bahwa langkah Trump merupakan sikap yang tidak bertanggung jawab. Negara tersebut pun meminta agar Paman sam mempertimbangkan kembali keputusanna.
"Kami meminta Pemerintah A.S. untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang salah ini. Kebijakan ini dapat mengakibatkan hasil yang sangat negatif. Langkah AS akan membahayakan perdamaian multikultural yang sedang dibangun di Jerusalem,” kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam keterangan resminya.