Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persiapkan Kedubes, AS Tata Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Presiden AS Donald Trump akan menata kembali Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan bersiap untuk meindahakn Kedutaan Besar negara itu ke kota tua tersebut, menurut sejumlah pejabat AS.
ejumlah Muslim beribadah di depan masjid Kubah Batu di halaman yang dikenal umat Muslim sebagai Al Haram Al-Syarif dan Temple Mount oleh Yahudi di Kota Tua Yerusalem, Rabu (21/6/2017), pada bulan Ramadan./Reuters
ejumlah Muslim beribadah di depan masjid Kubah Batu di halaman yang dikenal umat Muslim sebagai Al Haram Al-Syarif dan Temple Mount oleh Yahudi di Kota Tua Yerusalem, Rabu (21/6/2017), pada bulan Ramadan./Reuters

Kabar24.com JAKARTA--Presiden AS Donald Trump akan menata kembali Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan bersiap untuk meindahakn Kedutaan Besar negara itu ke kota tua tersebut, menurut sejumlah pejabat AS.

Meski mendapat kecaman keras dari negara-negara Timur Tengah, namun Trump dalam sebuah pidatonya menyatakan akan tetap memindahkan Kedutaan Besar dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hanya saja dibutuhkan masa transisi dan pembangunan sekitar tiga sampai empat tahun, menurut sejumlah pejabat sebagimana dikutip Reuters, Rabu (6/12).

Trump akan menandatangani sebuah penolakan atas tuntutan untuk menunda relokasi Kedutaan Besar karena para diplomat belum memiliki bangunan dan rumah jabatan di tempat baru selain fasilitas keamanan lainnya.

Situasi kawasan Timur Tengah, khususnya jalur yang dikuasai Israel dan Palestina semakin mencekam, menyusul rencana Presiden AS Donald Trump yang akan memindahkan Kedubes AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Sementara itu, Pemimpin kelompok Hamas yang menguasai Gaza, Ismail Haniya mengingatkan bahwa perpindahan Kedubes AS dari Tel Aviv dan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan melintasi "setiap garis merah" yang telah dibuat.

Sebaliknya, Menteri Intelijen Israel Israel Katz mengatakan kepada Radio Angkatan Darat bahwa Israel sudah "bersiap untuk setiap pilihan yang ada", termasuk munculnya aksi kekerasan.

Negara-negara di dunia, terutama Liga Arab, Uni Eropa, dan PBB sudah mengingatkan Trump bahwa jika dia menerapkan rencananya itu akan membuat upaya perdamaian Israel-Palestina akan kandas.

Bahkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan negaranya dapat memutuskan hubungan dengan Israel jika AS mengakui Yerusalem sebagai ibukotanya.

Isu pemindahan kedubes AS ini menjadi sorotan luas karena selama ini, Israel dan Palestina saling klaim Yerusalem sebagai ibu kota masing-masing negara.

Israel merebut Yerusalem saat perang Timur Tengah pada 1967. Namun masyarakat internasional tak mengakuinya.

Kisruh ini mulai muncul ketika pada Oktober 1995 saat Kongres AS meloloskan hukum untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mengesahkan pemindahan kantor Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Namun semua Presiden AS sebelumnya tidak berani menandatangani pemindahan tersebut. Pasalnya, isu ini sangat rawan yang bisa menyulut ketegangan baru di Timur Tengah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper