Bisnis.com,JAKARTA-- Menlu Retno Marsudi memanggil Duta Besar Amerika Serikat, Joseph R Donovan Jr, untuk mempertanyakan kabar mengenai rencana Presiden Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Sebelumnya, Kemlu menyampaikan keprihatinan Indonesia atas kabar tersebut. Retno juga menyampaikan "rencana tersebut akan mengancam proses perdamaian Israel-Palestina."
Akan tetapi, menurut Donovan, "Presiden Trump belum mengambil keputusan final" soal rencana pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan menyatakan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina dan 'solusi dua negara'.
Solusi itu mencakup pembentukan negara merdeka Palestina. Negara yang dimaksud berada di dalam garis perbatasan sebelum Perang 1967 yang terdiri dari Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur, dan Israel yang hidup damai berdampingan.
Solusi dua negara itu kini terancam seiring dengan spekulasi bahwa Presiden Donald Trump mungkin akan segera mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sebagaimana janjinya saat kampanye pemilihan presiden AS 2016 lalu, mengakibatkan kemarahan negara-negara Arab.
Menteri luar negeri Yordania memperingatkan AS akan munculnya 'konsekuensi berbahaya' jika mereka mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Menurut Menlu Ayman Safadi, sebagimana dikutip BBC.com, Senin (4/12), dia telah mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson bahwa pernyataan semacam itu akan memicu kemarahan besar di dunia Arab dan Muslim
Dalam sebuah cuitan Twitter, Safadi mengatakan: "Berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Tillerson mengenai konsekuensi berbahaya jika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Keputusan semacam itu akan memicu kemarahan di dunia selain memicu ketegangan dan membahayakan usaha perdamaian.