Bisnis.com, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta kelompok kriminal bersenjata yang menyandera 1.300 warga di Papua menyerah.
- ·Penyanderaan 1300 Warga di Papua, Ini Pernyataan Keras Jusuf Kalla
- ·Kelompok Bersenjata di Papua Lakukan Penembakan
- ·Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua Kian Brutal, Pembebasan 1.300 Sandera Dipersiapkan
"TNI dan Kepolisian sudah menghimbau Gerakan Separatis Bersenjata di Papua, untuk menyerahkan diri, tapi sampai sekarang belum ada yang menyerahkan diri, dan kita akan tetap berusaha terus sampai berhasil,” tutur Gatot kepada wartawan usai acara Penyerahan Tanah yang berasal dari kegiatan Penertiban dan Pendayagnaan Tanah Terlantar, di Aula Prona, lantai 7 Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), jalan Sisingamangaraja No. 2 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/11/2017).
Menurut Gatot, TNI dan Polri berupaya semaksimal mungkin melakukan tindakan persuasif. "Menyiapkan langkah-langkah untuk tindakan emergency,” ujarnya.
Baca Juga
KKB semakin brutal dan membahayakan dengan melakukan penembakan. Situasi itu membuat Satuan Tugas penanggulangan KKB melakukan sejumlah persiapan pembebasan 1.300 warga di Papua yang disandera mereka.
Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli mengatakan tindakan KKB saat ini semakin brutal dan membahayakan masyarakat. "Dari laporan karyawan PT Pangan Sari, Martinus Beanal meninggal akibat ditembak," ujarnya di Jayapura, Minggu (12/11/2017).
Satgas penanggulangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) kini berupaya untuk membebaskan warga sipil yang disandera dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.
Berbagai persiapan saat ini sudah dilakukan termasuk 12 unit bus untuk mengangkut mereka dari Tembagapura ke Timika dan berharap evakuasi dapat segera dilakukan.