Kabar24.com, SURABAYA – Pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur pada triwulan ketiga tahun ini mencapai 5,16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), ditopang oleh industri pengolahan yang berkontribusi sebesar 28,41% terhadap produk domestik regional bruto (PDB) Jatim.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan sektor yang pada kuartal III/2017 tumbuh paling tinggi adalah pengadaan listrik dan gas yang mencapai 8,97%, meski share bidang tersebut pada PDRB Jatim hanya sebesar 0,32%.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Khaerul Agus menyampaikan sejumlah kebijakan pemerintah mendukung munculnya unit-unit usaha pengolahan baru di provinsi paling ujung timur Pulau Jawa tersebut.
“Di Jatim ini Pemprov punya program untuk menumbuhkan usaha-usaha baru. Selain itu jika kita lihat statistiknya, sepanjang tahun ini impor kita memang meningkat tapi sebagian besar merupakan pemasukan bahan baku untuk industri pengolahan,” jelas Khaerul dalam konferensi pers di Surabaya, Senin (6/11).
Khaerul mengemukakan pertumbuhan tersebut meningkat dari capaian triwulan II/2017 yang sebesar 5,08% (yoy) namun lebih rendah dari pertumbuhan triwulan III/2016 yang sebesar 5,62%.
Selain itu, BPS Jatim mencatat pertumbuhan ekonomi kumulatif Januari—September 2017 yaitu sebesar 5,21% masih lebih rendah dibandingkan capaian pada sepanjang 2016 yang mencapai 5,55%.
Baca Juga
Jika dilihat dari struktur pengeluaran, sebesar 58,55% pertumbuhan ekonomi Jatim disumbang oleh konsumsi rumah tangga, disusul oleh PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) sebesar 28,05%, ekspor sebesar 14,64%, dan belanja pemerintah sebesar 6,19%.