Kabar24.com, DENPASAR – Penjualan eceran di Bali pada September 2017 menurun 18,2% dibandingkan bulan sebelumnya lantaran low season kunjungan pariwisata dan adanya aktivitas Gunung Agung.
Berdasarkan survei Bank Indonesia, telah terjadi kontraksi penjualan eceran pada September 2017 baik pada perhitungan bulanan maupun tahunan. Adapun Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2017 tercatat mengalami penurunan sebesar 18,2% dari Agustus 2017 yang sebesar 1,8.
Secara tahunan, penjualan eceran tercatat turun 12,6% atau dengan IPR sebesar 147,90 pada September 2017 dan sebesar 169,23 pada September 2016.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana mengatakan adanya penurunan ini disebabkan oleh beberapa hal yakni periode peak season, libur sekolah, maupun Hari Keagamaan yang tela lewat dan tidak ada pada September 2017. Sementara, dia juga menambahkan, adanya aktivitas Gunung Agung menyebabkan penurunan jumlah wisatawan ke Bali, juga berdampak pada penjualan eceran.
Kata dia, aktivitas Gunung Agung merupakan faktor yang paling memberikan dampak pada penurunan penjualan eceran ini.
“Kenapa turun pertama kan musiman setelah musim liburan kemudian drop ke musim biasa, kebetulan pas juga low season dan ditambah lagi pas Gunung Agung, jadi memang parah,” katanya, Kamis (2/11/2017).
Baca Juga
Menurutnya, penurunan terbesar tercatat pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 35,2% dibanding bulan sebelumnya atau 22,7% dibanding periode sama tahun lalu.
Sementara, selain makanan, kelompok penjualan eceran suku cadang dan aksesori juga terkena dampak penurunan sebesar 16,9% dibanding bulan sebelumnya atau 26,9% dibanding periode sama tahun lalu.
“Semenjak diberlakukan awas banyak tamu yang cancel jadi kamar aja ada sekitar 9.000 lebih kamar batal, otomatis kalau batal artinya tamu gak jadi datang konsumsi kan jadi berkurang trus kemudian kendaraan yang ngangkut banyak juga gak ada orderan jadi penjualan spare part kan turun juga karena itu,” katanya.
Kata dia, masyarakat Bali masih cenderung berbelanja di toko konvensional ketimbang online sehingga hadirnya toko digital yang kian banyak tidak terlalu mempengaruhi penurunan penjualan eceran pada bulan ini.
“Agak sulit mengatakan itu kemungkinannya sih ada, tapi Kalau di Bali berdasarkan survei kita masyarakat masih cenderung berbelanja di toko langsung,“ katanya.