Kabar24.com, NEWYORK--Utusan senior PBB untuk Suriah Staffan de Mistura pada Kamis (26/10) menyerukan peningkatan keterlibatan politik di kalangan pelaku penting guna mendukung proses Jenewa, yang bertujuan menyelesaikan krisis Suriah.
Saat memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB melalui telekonferensi video mengenai situasi di Suriah, de Mistura mengatakan pembicaraan baru antara Pemerintah Suriah dan oposisi akan dimulai pada 38 November.
Dia mendesak mereka yang memiliki pengaruh untuk menekan kedua pihak agar siap "merundingkan masalah mendasar", tulis Antara/Xinhua.
De Mistura menekankan bahwa setelah perkembangan di Ar-Raqqah dan Deir Az-Zour, sudah tiba waktunya "untuk maju di jalur politik", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. Ia menyatakan setiap gagasan mesti dinilai atas dasar bagaimana itu dapat memberi sumbangan bagi proses Jenewa.
IS telah secara tetap kehilangan wilayah tahun ini. Kelompok tersebut kehilangan Kota Mosul, Deir Az-Zour dan Ibu Kota de fakto mereka, Ar-Raqqah, di Suriah Utara.
De Mistura mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa ia menaruh harapan pada pertemuan di Ibu Kota Kazakhstan, Astana, pada 30-31 Oktober --yang ditaja secara bersama oleh Turki, Iran dan Rusia.
Baca Juga
Sementara itu, Bulan Sabit Merah Arab Suriah pada Kamis mulai mengirim bantuan kemanusiaan yang disediakan oleh PBB ke kota kecil yang mengalami pukulan keras di pinggir Ibu Kota Suriah, Damaskus, katanya.
Dia menambahkan bantuan tersebut terdiri atas pasokan makanan, gizi, alat kesehatan, alat kebersihan dan pasokan darurat lain buat 35.000 orang yang memerlukan.
PBB terus menyerukan diberikannya akses tanpa hambatan, aman dan berkelanjutan buat hampir tiga juta orang di daerah yang sulit dicapai dan terkepung, termasuk fasilitasi pengungsian medis sejalan dengan hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi manusia internasional.
Pembicaraan perdamaian Jenewa mengenai Suriah pada 2017, yang juga dinamakan Pembicaraan IV Jenewa, adalah perundingan perdamaian antara Pemerintah Suriah dan oposisi Suriah di bawah pengawasan PBB.
Pembicaraan tersebut berlangsung antara 23 Februari dan 3 Maret, untuk berusaha menyelesaikan perang saudara Suriah --yang meletus pada 2011.