Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Australia tetap memberikan prihatin dengan kekerasan yang sedang terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, dan krisis kemanusiaan yang ditimbulkannya di Myanmar dan Bangladesh.
Terkait hal tersebut, Australia akan memberikan kontribusi lebih lanjut sebesar A$10 juta untuk membantu mengatasi kebutuhan kemanusiaan untuk mereka yang terdampak oleh krisis.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan ada lebih dari 582.000 warga Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan telah menyeberang ke Bangladesh sejak 25 Agustus, 2017,” ujar Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dalam siaran pers, Senin (23/10/2017).
Kebanyakan dari orang-orang ini membawa sedikit barang milik mereka dan mengantungkan hidupnya pada bantuan kemanusiaan. Banyak dari mereka yang terluka dan mengalami trauma. Hampir 70% adalah anak-anak kecil dan perempuan hamil atau menyusui.
Julie menjabarkan bantuan Australia akan diperuntukkan dalam penyediaan makanan, air bersih, tempat berteduh dan pelayanan kesehatan dasar.
“Bantuan kami juga akan digunakan untuk menyediakan perawatan untuk anak-anak dengan malnutrisi, menciptakan kawasan yang aman untuk perempuan yang rentan serta menyediakan pelayanan kesehatan ibu,” jelasnya.
Kontribusi baru ini akan termasuk dukungan untuk Program Pangan Dunia, Save The Children, Oxfam dan Care. Termasuk juga pendanaan bersama yang akan diselenggarakan bersama dengan Australia Red Cross dan Australia for UNHCR.
Pendanaan ini merupakan tambahan dari A$20 juta yang diumumkan pada September, sehingga menjadikan jumlah keseluruhan komitmen bernilai A$30 juta.
“Pemerintah Australia mengutuk kekerasan yang berlangsung di Negara Bagian Rakhine. Kami akan terus meminta perlindungan bagi warga sipil dan akses tak terbatas untuk para pekerja kemanusiaan,” tegas Julie.