Kabar24.com, JAKARTA – Upaya diplomasi merupakan kunci untuk menyelesaikan kebuntuan terkait isu nuklir dengan Korea Utara dan Iran.
Pernyataan tersebut direncanakan akan diutarakan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson dalam pidatonya mengenai keamanan global pada hari ini waktu setempat (Selasa WIB) di London.
“Upaya-upaya diplomatik untuk menahan penyebaran senjata nuklir membantu membuat dunia menjadi lebih aman, lebih kukuh, lebih percaya diri, dan karenanya juga lebih makmur,” tutur Johnson, berdasarkan salinan pidatonya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (23/10/2017).
Johnson berencana untuk menyoroti keberhasilan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (Non-Proliferation Treaty/NPT) 1970 dengan menyebut ‘payung nuklir’ yang telah disediakan oleh AS sebagai salah satu kontribusi terbesar negara adidaya tersebut terhadap masa damai dan makmur di dunia.
“[Perjanjian] ini telah membantu menghindari apa yang mungkin berujung pada kehancuran, dimana dunia berubah menjadi arena ‘Mexican standoff’ [konfrontasi antara dua atau lebih pihak dimana tidak ada peserta yang dapat melanjutkan atau mundur tanpa terkena bahaya], adegan terakhir ‘Reservoir Dogs’ dengan versi nuklir,” ujar Johnson, merujuk pada karya thriller besutan sutradara Hollywood, Quentin Tarantino.
“Kemampuan melihat seperti itu saat ini lebih dibutuhkan daripada sebelumnya, tidak hanya untuk menjaga NPT, tapi juga salah satu kesepakatan pelengkap paling berharga yakni kesepakatan nuklir dengan Iran,” lanjut Johnson dalam pidato tersebut.
Baca Juga
Pernyataan yang akan dikemukakan Johnson jelas bertolak belakang dengan pendekatan lebih konfrontatif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Korea Utara dan Iran.
Versi Trump
Melalui akun Twitter-nya, Trump mengatakan bahwa upaya diplomasi dengan Korea Utara adalah sikap membuang-buang waktu, bahkan ketika Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson berupaya melancarkan opsi diplomatik.
Pada awal bulan ini, Trump mencuit bahwa ‘hanya satu hal’ yang akan berhasil mengatasi rezim Kim Jong Un.
Secara garis besar, pidato Johnson akan memberi isyarat kepada diktator Korea Utara tersebut bahwa meskipun perang tetap menjadi pilihan untuk menyelesaikan kebuntuan terkait ambisi pengembangan senjata nuklir Korut, konflik akan dapat dicegah jika Korut mengubah arahnya.
Pernyataannya tentang Iran juga memberi sinyal kepada Trump bahwa kesepakatan antara Iran dengan AS, Jerman, Inggris, Prancis, Rusia, dan China harus tetap berlaku, meski Trump menyebutnya sebagai salah satu perjanjian terburuk dan paling sepihak yang pernah dilakukan Amerika Serikat.