Kabar24.com, KARANGASEM--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengupayakan untuk mengisi mata pecaharian para pengungsi Gunung Agung, Bali, meminimalisasi kejenuhan mereka selama di pos pengungsian.
"Bagaimana dengan masyarakat yang kehilangan mata pencaharian? Kami pikirkan apa yang terbaik untuk masyarakat yang tidak bisa kerja," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di Pos Komando Penanganan Darurat Gunung Agung di Karangasem, Jumat.
Menurut Willem, tulis Antara, selama berada di lokasi pengungsian otomatis para pengungsi kehilangan mata pencaharian.
Mengurangi kejenuhan pengungsi di lokasi pengungsian merupakan salah satu hal yang kini diupayakan BNPB.
Bekerja sama Kementerian Sosial, para pengungsi juga diberikan layanan psikososial kepada anak-anak, ibu hamil, lansia dan penyandang disabilitas.
Para relawan baik dari pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat juga memberikan hiburan kepada para pengungsi khususnya anak-anak.
Baca Juga
Pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan tim darurat dari Pusdalop BPBD Bali untuk memberikan pelayanan medis keliling dan siaga di pos pengungsian.
Willem mengungkapkan hingga saat ini sudah ada 11 ribu orang pengungsi yang mendapatkan pelayanan kesehatan karena mengidap sakit di antara flu, demam dan penyakit saluran pernafasan.
Dari jumlah itu, 85 orang di antaranya di rujuk ke sejumlah rumah sakit di Bali.
BNPB menyebutkan data terakhir jumlah pengungsi mencapai 150.109 tersebar di 420 titik di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Hingga Jumat (6/10) hingga pukul 06.00 Wita, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat tingkat kegempaan Gunung Agung masih tinggi untuk vulkanik dangkal mencapai 98 kali, vulkanik dalam 182 kali dan tektonik lokal 23 kali.