Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penembakan Las Vegas: UU Senjata Amerika Akan Lebih Ketat?

Aksi penembakan brutal di Las Vegas yang menewaskan puluhan jiwa serta melukai ratusan orang memicu berbagai respons dari para politisi Amerika Serikat (AS).
Satu mayat ditutupi kertas di persimpangan Tropicana Avenue dan Las Vegas Boulevard South. Penembakan massal terjadi di festival musik di Las Vegas Strip, di Las Vegas./Reuters
Satu mayat ditutupi kertas di persimpangan Tropicana Avenue dan Las Vegas Boulevard South. Penembakan massal terjadi di festival musik di Las Vegas Strip, di Las Vegas./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Aksi penembakan brutal di Las Vegas yang menewaskan puluhan jiwa serta melukai ratusan orang memicu berbagai respons dari para politisi Amerika Serikat (AS).

Kubu Demokrat memperbarui tuntutan undang-undang senjata yang lebih ketat. Di sisi lain, kubu Republik memanjatkan doa dan keprihatinan namun tidak menunjukkan tanda-tanda mendukung undang-undang tersebut.

“Seluruh negeri bersatu dalam kegoncangan, ucapan duka cita dan doa kami,” tutur Ketua DPR AS Paul Ryan yang datang dari Partai Republik, dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Reuters (Selasa, 3/10/2017).

Penembakan Las Vegas: UU Senjata Amerika Akan Lebih Ketat?

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, juga seorang Republikan, memimpin doa sesaat setelah aksi paling mematikan tersebut serta mendesak adanya masa berkabung nasional.

Tapi kubu Demokrat memilih cara yang berbeda.

“Pikiran dan doa saja TIDAK cukup. Tidak ketika semakin banyak ibu dan ayah akan menguburkan anak-anak mereka pekan ini, atau kian banyak anak laki-laki dan perempuan yang akan tumbuh tanpa orang tua,” ujar Senator Elizabeth Warren dalam akun twitternya.

Senator Chris Murphy, yang daerah asalnya yakni Connecticut merupakan lokasi penembakan massal pada tahun 2012 yang menewaskan 20 anak berusia 6 tahun dan enam orang dewasa, menunjukkan sikap lebih terang-terangan.

Penembakan Las Vegas: UU Senjata Amerika Akan Lebih Ketat?

“Sudah waktunya Kongres untuk bergerak dan melakukan sesuatu,” kata Murphy.

Murphy berencana akan mengajukan undang-undang pemeriksaan latar belakang baru. Pemimpin kubu Demokrat Nancy Pelosi juga mendesak diloloskannya undang-undang untuk memeriksakan penjualan senjata.

Tragedi Connecticut memicu perundingan serius di Kongres mengenai undang-undang senjata yang lebih ketat, termasuk pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat untuk pembeli senjata.

Namun upaya tersebut gagal pada 2013 akibat perlawanan keras dari kelompok senjata, seperti National Rifle Association.

Aksi penembakan massal yang terus-menerus terjadi telah mendorong seruan serupa agar pihak Kongres bertindak untuk undang-undang senjata yang lebih ketat.

Namun yang terlihat selama ini hanyalah perdebatan Partai Republik dan beberapa Demokrat mengenai pelanggaran hak untuk menyandang senjata seperti yang terkandung dalam Amandemen Kedua Konstitusi AS.

Ketika ditanyai mengenai kemungkinan bahwa Presiden Donald Trump sekarang akan mendukung undang-undang senjata yang lebih ketat, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang dapat didiskusikan dalam beberapa hari mendatang.

Penembakan Las Vegas: UU Senjata Amerika Akan Lebih Ketat?

“Yang pasti pemerintah tidak akan menginginkan undang-undang yang dibuat akan gagal untuk menghentikan hal-hal semacam ini terjadi,” kata Sanders.

Dalam wawancara bulan lalu dengan Associated Press mengenai langkah-langkah untuk mengurangi kekerasan senjata, Ryan mengatakan banyak penembakan massal dilakukan oleh orang-orang dengan gangguan jiwa dan oleh karenanya perlu memastikan dana federal untuk mengatasi isu tersebut.

“Tapi jika Anda mengatakan bahwa kubu Republik di Kongres akan menyalahi hak Amandemen Kedua, kami tidak akan melakukan hal itu,” kata Ryan.

Aksi brutal seorang pria bersenjata di Las Vegas pada Minggu malam (1/10) waktu setempat menjadi potret penembakan paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat (AS). Sedikitnya 58 orang dilaporkan tewas dan 515 orang terluka.

Pihak Senat Demokrat berencana menggelar diskusi pada Senin malam waktu setempat untuk membahas tragedi tersebut dan perlunya pengendalian senjata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper