Kabar24.com, JAKARTA – Aksi brutal seorang pria bersenjata di Las Vegas kemarin menjadi potret penembakan paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat (AS). Sedikitnya 58 orang dilaporkan tewas dan 515 orang terluka.
Pihak FBI mengabaikan kemungkinan terjadinya terorisme internasional, bahkan setelah Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Tapi di luar itu, motif pelaku tetap menjadi misteri. “Saya tidak tahu apa yang dipikirkan seorang psikopat pada saat ini,” ujar Sheriff Joseph Lombardo, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (3/10/2017).
Sekitar 22.000 penonton festival musik country yang digelar di luar Mandalay Bay Hotel pada Minggu malam (1/10) waktu setempat, sontak berteriak dan berhamburan setelah mendengar bunyi seperti petasan yang ternyata adalah serentetan tembakan.
Saat kejadian, kerumunan penonton digambarkan tidak terlindung dan tidak mudah melarikan diri. Beberapa korban jatuh ke tanah, sementara yang lainnya berusaha menyelamatkan diri dengan panik.
Beberapa orang bersembunyi di balik pagar terdekat, ada pula yang merangkak di bawah mobil yang diparkir.
Setelah tembakan pertama terdengar, musik pun berhenti. Bintang musik country Jason Aldean secepatnya dievakuasi dari panggung dan banyak di antara kerumunan penonton tampak kebingungan. Rentetan tembakan dilanjutkan sekitar setengah menit kemudian.
Pelaku penembakan melancarkan aksinya dengan bebas selama lebih dari 10 menit saat polisi Las Vegas dengan panik mencoba menemukannya di salah satu menara hotel Mandalay Bay.
Selama beberapa menit, petugas kepolisian tidak tahu apakah tembakan tersebut berasal dari Mandalay Bay atau hotel Luxor di dekatnya.
Pelaku penembakan kemudian diidentifikasi bernama Stephen Craig Paddock, seorang pensiunan berusia 64 tahun dari Mesquite, Nevada.
Tim SWAT menyerbu kamar hotel Paddock dan menemukan 10 senjata, termasuk senapan.
Dalam pernyataannya, kelompok Negara Islam mengklaim bahwa pria besenjata itu adalah seorang 'prajurit' yang telah masuk agama Islam beberapa bulan lalu. Namun, tidak ada bukti yang menegaskan pernyataan ini.
Menurut seorang agen FBI, Aaron Rouse, para penyelidik sejauh ini belum melihat keterkaitan serangan tersebut dengan kelompok teror internasional.
Negara Islam sendiri telah dikenal membuat klaim tanggung jawab tidak berdasar atas serangan yang terjadi di seluruh dunia.