Kabar24.com, JAKARTA—Pengamat Politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai seharusnya Partai Golkar melakukan evaluasi. bukan
memecat kadernya Ahmad Doli Kurnia karena menyuarakan reformasi di dalam tubuh partai.
Sebelumnya, Doli yang merupakan kader Golkar dan juga ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) dipecat dari keanggotaan partai berlambang pohon beringin itu.
Sebabnya Doli menyuarakan agar Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mundur dari tampuk kepemimpinan setelah menjadi tersangka korupsi KTP berbasis elektronik.
Doli menilai hal itu bersifat sepihak dan melangkahi regulasi dalam tubuh partai. Seperti, tidak adanya tiga kali surat peringatan sebelum pemecatan.
“Ini tergantung langkah KPK, sekarang jika Setya Novanto tidak ditahan gejolak seperti Doli masih akan kuat. Sulit bagi Golkar untuk eksis bila mana ketua umum kena kasus, lebih realistis bila mereka melakukan evaluasi,” kata Ray, Minggu (10/9/2017).
Baca Juga
Dia menilai, hal ini akan berpengaruh pada elektabilitas partai pada tahun politik 2018 dan 2019.
Dia menyebut, sebelumnya Partai Demokrat pada 2014 suaranya anjlok karena Andi Malarangeng dan Jero Wacik ditahan terkait kasus korupsi.
“Gejala umumnya orang hampir tidak pernah lolos dari tuduhan yang disangkakan KPK, jadi lebih baik di internal partai diperhitungkan jalan keluarnya. Gejala umumnya Partai Demoktrat mengalami penurunan karena dua menterinya ditahan. Lumayan suaranya turun pada pemilu 2014. Gejalanya seperti itu,” ujar Ray.
Dalam kesempatan yang sama Doli menyebut masalah yang menjerat Setya Novanto akan menyandera independensi Golkar.
Oleh karena itu, dia melalui GMPG akan terus menyuarakan Golkar bersih dan mendorong penegakan hukum oleh KPK terhadap Setya Novanto yang sudah menjadi tersangka.
“Kalau Pak Novanto masih menjabat, partai ini akan tersandera. Bahkan menjadi bulan-bulanan partai lain,” ujar Doli.