Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 2.000 kosa kata bahasa daerah dibutuhkan untuk Kamus Besar Bahasa Indonesia tiap tahunnya.
Hurip Danu Ismadi, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, sumber daya manusia dari tiap balai dan kantor bahasa sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan itu.
“Tidak hanya untuk menyumbangkan kosakata baru, tetapi juga untuk menangani usulan dari pengguna KBBI Daring (online) yang berkenaan dengan kosakata budaya atau daerah,” ujarnya, seperti dikutip dalam laman resmi Kemendikbud, Senin (28/8/2017).
Sejak diluncurkan pada 28 Oktober 2016, KBBI Edisi Kelima terus dimutakhirkan dengan metode urun daya (crowd sourcing) melalui aplikasi KBBI Daring. Aplikasi KBBI Daring memungkinkan tim redaksi bekerja dari jarak jauh, tidak memakai kertas, dan hasilnya dapat langsung diunggah.
Usulan, baik berupa kata baru maupun perbaikan, dapat diberikan langsung oleh pengguna. Badan Bahasa Kemendikbud, sambungnya, menyelenggarakan Bengkel Leksikografi untuk meningkatkan kompetensi standar para editor KBBI.