Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memeberikan kecaman sekaligus ancaman untuk membatalkan perundingan mengenai Perjanjian Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Dalam sebuah cuitan di akun Twitter-nya pada Minggu (27/8) waktu setempat, Trump melontarkan rencananya untuk menarik AS dari perundingan NAFTA. Dia menilai kesepakatan kerja sama perdagangan dengan Meksiko dan Kanada adalah sebuah kesalahan.
“Kami berada dalam proses negosiasi ulang NAFTA (proses perdagangan terburuk yang pernah dibuat) dengan Meksiko dan Kanada. Keduanya sangat sulit, dan mungkin perundingan ini harus dihentikan,” tulisnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (28/8/2017).
Pernyataan dari Trump ini secara otomatis semakin memanaskan proses perundingan putaran kedua yang dijadwalkan akan digelar pada 1-5 September di Meksiko.
Sebelumnya, dalam pertemuan putaran pertama yang digelar di Washington pekan lalu, AS menuntut konsesi yang lebih besar dalam perjanjian dagang tersebut demi mengurangi defisit dagang yang besar dengan Meksiko dan Kanada. AS juga menuntut kenaikan konten asal AS pada industri kendaraan.
Pasalnya, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer merasa bahwa pakta perdagangan bebas yang telah berusia 23 tahun tersebut terus memberikan kerugian pada AS, terutama di sektor industri. Hal itu membuat lapangan kerja bagi penduduk AS terus tergerus.
Menurutnya, AS telah kehilangan 700.000 lapangan pekerjaan di sektor manufaktur sejak pakta tersebut mulai berlaku pada 1994.
Selain itu, Lighthizer juga menyatakan bahwa Washinton menghendaki bahwa sistem penyelesaian sengketa perdagangan dalam pakta terbaru NAFTA dihapus. Pasalnya, AS dalam hal ini ingin menerapkan sistem anti-dumping atas produk dari Kanada dan Meksiko untuk melindungi industri dalam negeri.