Bisnis.com, JAKARTA – Pengelola gerai 7-eleven, PT Modern Sevel Indonesia, mengklaim masih sanggup membayar utangnya kepada para kreditur.
Meski begitu sejumlah kreditur mengaku kecewa karena tak kunjung dibayar sehingga mereka mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) lewat Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Dua kreditur yang mengajukan PKPU adalah PT Soejach Bali dan PT Kurnia Mitra Duta Sentosa dengan klaim Rp2 miliar. Namun, ada juga perkumpulan pemasok gerai Sevel yang mengaku total tagihanya mencapai Rp200 miliar.
Untuk perkara ini, Modern Sevel Indonesia (Sevel) menggunakan jasa advokat kenamaan, Hotman Paris Hutapea. Apa alasan Hotman mau jadi pengacara sevel?
“Saya mau jadi pengacara Sevel karena saya melihat [Sevel] prospektif. Nyatanya mampu bayar gue, kok,” ujar Hotman yang mengenakan setelan jas hitam di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Senin (28/8/2017).
Berapa sebenarnya Sevel membayar pria flamboyan ini? Sumber Bisnis menyebut Hotman mematok tarif untuk perkara ini sebesar Rp30 miliar, yang dibayar dengan cara diangsur.
Hotman mengklaim kliennya masih memiliki kemampuan untuk membayar utang-utangnya ke para kreditur. Perusahaan masih memiliki beberapa aset seperti ruko dan bangunan.
Hotman juga mengatakan bahwa jika permohonan PKPU dikabulkan, kliennya itu siap untuk merestukturisasi utang dan mengajukan proposal perdamaian kepada kreditur. Jika tidak tercapai perdamaian, Sevel akan dinyatakan pailit.
Hotman mengakui bahwa pemegang lisensi 7-Eleven itu punya utang ratusan miliar ke ratusan kreditur, termasuk bank (kreditur separatis), suplier (kreditur konkuren), hingga karyawan (kreditur preferen).
