Bisnis.com, JAKARTA - Menuntut perhatian pemerintah dan dewan perwakilan rakyat, pria asal Ngada, NTT, Agustinus Woro (41), berunjuk rasa dengan duduk di puncak menara sutep setinggi 70 m - 80 meter (tegangan 150.000 Volt) dari atas tanah di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (20/8/2017).
Pria asal Kabupaten Ngada --kabupaten di bagian tengah pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia dan Ibu kota kabupaten adalah Bajawa-- pada 2014, Agustinus pernah melakukan hal yang sama di Tanah Abang dan pada 26 September 2016, Agustinus juga melakukan hal yang sama di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat. Di spanduk putih yang dibentangkannya, berisi tuntutan a.l. meminta pemerintah perhatikan anak yatim piatu dan satwa liar.
Bahkan, juga melakukan hal yang sama di Jalan Canggu, Kerobokan, Kuta Utara, Bali pada tanggal 18 Agustus 2016 lalu dan di Sidoarjo pada 24 Agustus 2016.
Ia juga memanjat papan reklame di Jalan Raya Waru, arah Sidoarjo setinggi 30 meter. Mengutip Radar Surabaya, Kanitreskrim Polsek Waru Iptu Untoro mengatakan, Agustinus naik ke tiang papan reklame setinggi 30 meter untuk menuntut keadilan atas keponakannya yang meninggal karena sebuah kecelakaan di Ngada, Flores. Keponakannya meninggal karena kecelakaan yang melibatkan mobil TNI.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (disingkat SUTET) dengan kekuatan 500 kV ditujukan untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan dengan efisien.
Kepala Seksi Operasional Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Abdul Wahid, mengatakan tidak tahu alasannya. "Dia tidak mau turun saat didekati petugas kami yang naik. Nego selama 4,5 jam gagal," ujar Abdul Wahid, Minggu (20/8/2017).
Aksi Agustinus Noor pada 2016 di di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat/Istimewa
Dalam aksinya, Agustinus membentangkan spanduk putih dengan tulisan yang tak terbaca dari bawah. Selain itu, ada bendera merah putih. Situasi di sekitar jalan Yos Sudarso macet akibat masyarakat dan pengendara yang berhenti melihat ke arah Agustinus.
Aksi Agustinus 27 September 2016/TMC Polda Metro Jaya
Upaya penyelamatan masih terus dilakukan. Namun, sampai saat ini, Agus masih belum mau turun. Namun, Agus yang diduga mengalami gangguan jiwa, sudah melakukan hal itu berulangkali. "Tim kami sudah memasangkan alat pengaman di tubuhnya yang diikat ke menara," ujarnya.