Kabar24.com, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta masyarakat ikut serta aktif mengawasi mantan anggota ISIS yang dikabarkan kembali ke lingkungannya.
Dengan begitu mereka ikut serta membantu kinerja kepolisian, TNI, dan jajaran pemerintah daerah.
“Ya, dari masyarakat [pengawasan]. Sama juga dari aparat intelijen kepolisian di tingkat polsek, TNI lewat kodim,” kata Tjahjo, dikutip dari laman resmi Kementerian Dalam Negeri, Rabu (16/8/2017).
Dia meminta jajaran Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) bekerjasama dengan gubernur, bupati/walikota dan kepolisian/TNI ikut mengawasi mantan anggota ISIS dengan ikut menjemput mereka dan mengantarnya sampai ke alamat rumah.
“Supaya semua elemen termasuk camat sampai kepala desa tahu. Siapa namanya, tinggal di mana hingga ke RT/RW sehingga bisa dimonitor,” ujarnya.
Sebanyak 17 orang Warga Negara Indonesia dikabarkan hendak pulang dari Suriah setelah diduga sempat menjadi simpatisan kelompok militan ISIS.
Baca Juga
Pemerintah meminta agar semua pihak bisa mewaspadai mereka karena dikhawatirkan munculnya paham radikalisme dari kelompok tersebut.
“Ya, memang sebenarnya negara kalau mau ekstrim bisa menolak mereka pulang, tapi kan tidak begitu juga. Ini harus diwaspadai,” ujar Tjahjo.
Bukan hanya itu, dia meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terlibat aktif dalam pemantauan aktivitas para WNI simpatisan ISIS tersebut.
Harus ada peninjauan atas paham para WNI ini. Maka itu, BNPT diharapkan dapat adalah mederadikalisasi mereka secara tepat.
“BNPT begitu pulang langsung mendoktrin dulu. Mereka dulu pergi dicuci otak. Mereka pulang ya kita cuci otaknya lagi,” kata Tjahjo.