Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Napak Tilas Kemerdekaan Indonesia (2) : Soekarno-Hatta Diculik

Pikiran pun mencoba membayangkan situasi di Jakarta pada malam 15 Agustus 1945. Setelah bertengkar dengan Soekarno-Hatta di rumah Soekarno, Wikana dan Darwis kemudian menuju Jalan Cikini 71, salah satu markas kelompok pemuda.
Pengguna jalan melintas di depan dekorasi bertema Pahlawan Nasional yang dipasang di antara rumah di Kelurahan Jodipan, Malang, Jawa Timur, Senin (14/8). Dekorasi tersebut sengaja dipasang untuk menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI yang ke-72. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Pengguna jalan melintas di depan dekorasi bertema Pahlawan Nasional yang dipasang di antara rumah di Kelurahan Jodipan, Malang, Jawa Timur, Senin (14/8). Dekorasi tersebut sengaja dipasang untuk menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI yang ke-72. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Soekarno-Hatta Diculik

Pikiran pun mencoba membayangkan situasi di Jakarta pada malam 15 Agustus 1945. Setelah "bertengkar" dengan Soekarno-Hatta di rumah Soekarno, Wikana dan Darwis kemudian menuju Jalan Cikini 71, salah satu markas kelompok pemuda.

Sejarawan Rusdhi Hoesein menuturkan, kelompok pemuda kemudian mengadakan rapat di Jalan Menteng 31 yang tempatnya lebih luas. Rapat juga diikuti oleh kelompok Soekarni dan Peta.

Rapat itu membicarakan perbedaan pendapat dengan Soekarno-Hatta. Menurut Rusdhy, kelompok pemuda menganggap posisi Soekarno-Hatta sangat mudah dipengaruhi dan terpengaruh Jepang.

"Salah satu pemuda, yaitu Johar Noor, kemudian mengusulkan untuk menculik Soekarno-Hatta. Pemuda yang lain setuju. Kemudian, dipilih Rengasdengklok yang menjadi salah satu markas Peta," katanya.

Sutan Syahrir, yang tidak ikut rapat, akhirnya mendengar rencana tersebut dari Soebadio pada tengah malam. Dia sendiri tidak setuju dengan rencana tersebut. Namun, karena sudah menjadi keputusan rapat, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Rusdhy mengatakan, saat itu markas Peta di Rengasdengklok dipimpin oleh Soebeno dan terdiri dari tiga peleton. Rengasdengklok dipilih karena sudah dikuasai sepenuhnya oleh Peta.

Akhirnya, 16 Agustus 1945 pagi, sekitar pukul 04.30, Soekarno-Hatta dijemput oleh kelompok pemuda dari rumahnya masing-masing. Sebagian pemuda yang sudah menjemput Hatta, kemudian bergabung dengan pemuda lain yang menjemput Soekarno di rumahnya.

"Bung Karno tidak melawan saat dia dan keluarganya dibawa. Bung Hatta yang sempat marah-marah dan menyindir para pemuda Mana revolusi yang akan dilakukan?," kata Rusdhy.

Agar tidak dicurigai tentara Jepang yang berjaga-jaga di Jakarta, Soekarno-Hatta memakai seragam Peta saat dibawa. Menurut Rusdhy, itu untuk memberikan kesan bahwa mereka adalah rombongan Peta yang akan berangkat latihan.

Soekarno sekeluarga; istrinya, Fatmawati, dan putranya, Guntur; naik mobil yang dikemudikan Winoto Danu Asmoro. Sedangkan Hatta satu mobil dengan Soekarni dan Yusuf Kunto. Selain itu masih ada satu mobil lain yang berisi anggota Peta yang dipimpin Singgih yang bertugas mengawal rombongan Soekarno-Hatta.

Soekarno-Hatta tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 07.00 dan disambut gembira oleh seluruh anggota Peta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper