Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deutche Bank Tinggalkan Posisi 15 Besar

Deutsche Bank AG, terlempar dari posisi 15 besar bank swasta teratas di dunia pada 2016, setelah mendapat serentetan pukulan pada tahun lalu.
Kantor Deutsche Bank di London/Reuters-Luke MacGregor
Kantor Deutsche Bank di London/Reuters-Luke MacGregor

Bisnis.com, JAKARTA— Deutsche Bank AG, terlempar dari posisi 15 besar bank swasta teratas di dunia pada 2016, setelah mendapat serentetan pukulan pada tahun lalu.

Perusahaan peneliti manajemen kekayaan Scorpio Patnership menyebutkan, aset lembaga keuangan terbesar asal Jerman tersebut jika dikonversikan dalam dolar AS turun 28% menjadi US$277 miliar pada 2016. Fakta itu membuat Deutsche Bank turun lima posisi, menjadi peringkat 16 dari 25 bank swasta terbesar di dunia.

Seperti diketahui, Deutsche Bank menghadapi periode 2016 dengan cukup berat. Salah satu pukulan terbesar yang dialami perusahaan adalah ketika Departemen Kehakiman AS meminta bank  tersebut membayar denda US$14 miliar, akibat menjual kembali surat utang berbasis KPR sebelum krisis keuangan 2007-2009.

Hukuman tersebut mengguncang kepercayaan para nasabah Deutsche Bank dan memicu arus penarikan dana hingga miliaran dolar AS  pada tahun lalu.

Terpisah, bank asal Swiss UBS berhasil mempertahankan posisinya sebagai bank swasta tervesar di dunia dengan aset yang dikelola mencapai US$2,06 triliun. Di bawah UBS secara berturut-turut ditempati oleh Bank of America, Morgan Stanley dan Wells Fargo.

“Sementara itu Credit Suisse, yang telah memprioritaskan bisnis perbankan swasta di bawah Chief Executive Tidjane Thiam ada di posisi lima, disusul oleh Royal Bank of Canada yang jatuh ke urutan keenam,” tulis Scorpio Patnership, seperti dikutip dari Reuters Senin (7/8/2017).

Lonjakan terbesar diperoleh oleh China Merchants Bank  yang naik lima peringkat menjadi posisi 15. Adapun, bank raksasa asal China lainnya yang masuk 25 besar adalah Bank of China dengan menduduki posisi 24.

Scorpio pun mencatat secara total aset 25 bank swasta terbesar mencapai US$13,3 triliun. Adapun, pendapatan operasional di industri ini hampir tumbuh moderat karena bank swasta menghadapi tren suku bunga rendah dan negatif di beberapa negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper