Kabar24.com, JAKARTA – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah secara resmi mengajukan dokumen penarikan diri dari kesepakatan iklim Paris kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Meski demikian, pihak Departemen Luar Negeri dalam sebuah siaran pers menyatakan bahwa AS akan terus berpartisipasi dalam diskusi-diskusi perubahan iklim oleh PBB selama proses penarikan diri yang diperkirakan akan memakan waktu setidaknya tiga tahun.
“Amerika Serikat mendukung pendekatan yang seimbang terhadap kebijakan iklim yang menurunkan emisi sambil mendorong pertumbuhan ekonomi dan memastikan keamanan energi,” jelas pihak dalam rilisnya, seperti dikutip dari Reuters (Senin, 7/8/2017).
Presiden Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk menarik diri dari kesepakatan Paris pada awal Juni. Kesepakatan ini dinilai akan menghabiskan biaya triliunan dolar AS, merugikan lapangan pekerjaan, serta menghambat industri minyak, gas, batubara dan manufaktur.
Namun pada saat yang sama Trump juga menyatakan terbuka untuk menegosiasi ulang kesepakatan tersebut yang telah disepakati oleh hampir 200 negara selama bertahun-tahun.
Pernyataannya serta merta menarik cemoohan dari para pemimpin dunia dan bisnis yang mengatakan bahwa hal itu mustahil dilakukan.
"Seperti yang dinyatakan oleh Presiden dalam pengumumannya pada 1 Juni lalu, dia terbuka untuk kembali terlibat dalam Perjanjian Paris jika Amerika Serikat dapat melihat kondisi-kondisi yang lebih menguntungkan baginya, bisnisnya, pekerjanya, warganya, dan pembayar pajaknya,” papar pihak Departemen Luar Negeri dalam siaran pers tentang pemberitahuan resmi penarikan diri.
Para pemimpin kongres AS dari kubu Republik mendukung langkah Trump untuk mundur dari kesepakatan tersebut. Namun banyak eksekutif bisnis menyebut langkah tersebut sebagai pukulan terhadap upaya internasional untuk memerangi perubahan iklim, serta hilangnya kesempatan untuk menangkap pertumbuhan di industri energi bersih.
AS, di bawah kepemimpinan mantan Presiden Barack Obama, sebagai bagian dari kesepakatan Paris telah berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca AS sebanyak 28% dari level yang tercapai pada tahun 2005 untuk membantu memperlambat pemanasan global.