Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo ingin Indonesia menjadi pusat keuangan syariah dunia.
Salah satu pertimbangannya, Indonesia ialah negara dengan penduduk muslim terbanyak dari negara-negara lain. Dari 258 juta penduduk Indonesia, sekitar 85% beragama Islam.
"Dengan modal kekuatan populasi umat Islam terbesar di dunia sudah seharusnya dan sudah sepantasnya Indonesia menjadi terdepan, menjadi pemimpin dan menjadi pusat keuangan syariah dunia. Harusnya seperti itu dan sudah sepantasnya seperti itu," kata Presiden.
Kepala Negara menyampaikan hal itu saat meresmikan peluncuran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (SILAKNAS) Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Presiden mengatakan keuangan syariah harus terus diperkuat agar keuangan syariah dapat menjadi salah satu solusi utama dalam membiayai pembangunan di Indonesia, termasuk infrastruktur da program pengentasan kemiskinan.
"Setelah melewati dua dekade, saat ini jumlah institusi keuangan syariah di negara kita terbanyak di dunia," ucap Presiden.
Baca Juga
Indonesia memiliki 34 bank syariah, 58 operator takaful (asuransi syariah), tujuh modal ventura syariah, dan lebih dari 5.000 lembaga keuangan mikro syariah. Jumlah pelanggan keuangan syariah sebanyak 23 juta.
"Ini peluang besar yang harus kita manfaatkan. Jangan sampai nantinya justru dimanfaatkan oleh negara lain," tutur Presiden.
Di balik angka yang cukup besar itu, Presiden Jokowi mengingatkan nilai aset perbankan syariah di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan negara lain.
Pada 2016 pasar perbankan syariah baru mencapai 5,3% terhadap seluruh aset industri perbankan nasional.
Angka ini jauh di bawah pasar keuangan syariah di Arab Saudi sebesar 51,1%, Malaysia 23,8%, dan Uni Emirat Arab yang mencapai 19,6%.