Kabar24.com, JOMBANG - Peziarah ke makam Gus Dur bisa membaca pesan dari mantan Presiden ke-4 RI tersebut. Pesan yang tertulis di nisan baru tersebut adalah pesan terakhir Gus Dur.
Keluarga almarhum KH Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan sapaan Gus Dur memutuskan untuk memasang batu nisan baru di makam Presiden ke-4 RI itu yang berada di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Pengurus PP Tebuireng Kabupaten Jombang Lukman, di Jombang, Kamis (22/3/2017) mengatakan pemasangan batu nisan di makam pria yang akrab disapa Gus Dur itu dilakukan sekitar tiga hari lalu. Keluarga dari Jakarta telah datang ke Jombang pada Rabu (21/6).
Lukman mengatakan, pemasangan itu juga atas permintaan dari keluarga. Namun, untuk peresmian direncanakan nanti sekitar Syawal.
Pemasangan batu nisan itu juga memenuhi pesan almarhum saat masih hidup. Saat itu, Gus Dur pernah berpesan pada keluarganya, jika suatu saat nanti meninggal, di atas kuburnya ditulis "Di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan".
Dalam tulisan di batu nisan tersebut, selain ditulis dalam Bahasa Indonesia, juga ditulis dalam Bahasa Arab, Inggris, serta huruf kanji. Di batu nisan juga bertuliskan KH Abdurrahman Wahid Presiden ke-4 Republik Indonesia.
Baca Juga
Lukman juga menambahkan, pemasangan batu nisan itu juga lebih memudahkan para peziarah untuk mengetahui dengan pasti makam Gus Dur.
Selama ini, masih banyak peziarah yang bertanya-tanya makam Gus Dur sebenarnya yang mana, sehingga dengan batu nisan itu peziarah juga langsung tahu.
Batu nisan itu, kata Lukman, dibuat dengan ukuran yang lebih rendah daripada batu nisan kakek Gus Dur, yaitu KH Hasyim Asy'ari.
"Jadi, batu nisan itu sebagai penanda dan tidak masalah, karena tidak terlalu tinggi, tidak melebihi tinggi nisannya Mbah Hasyim," ucap Lukman.
Sementara itu, saat ini aktivitas mengaji kilat selama Ramadan 2017 di PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, sudah selesai.
Pondok sudah libur, tepatnya pada 12 Juni 2017. Rencananya, di pondok akan kembali aktif pada 15 Juli 2017.
Selain itu, di akhir Ramadan 2017, jumlah peziarah yang datang ke makam di area pondok juga semakin banyak.
Mereka berasal dari berbagai daerah baik dari Jatim maupun daerah lainnya di Indonesia.
Di kompleks makam, selain ada makam Gus Dur, juga terdapat makam pendiri organisasi Nahdlatul Ulama yang juga kakek Gus Dur, KH Hasyim Asy'ari, juga ada makam bapaknya Gus Dur yaitu Wahid Hasyim, serta makam sejumlah pejuang lainnya.
Lukman menyebut, para peziarah itu mayoritas datang pada malam hari. Selain sendiri, ada juga yang berombongan.
"Mayoritas datang malam hari. Kalau masuk ke makam, sampai malam hari, tepatnya subuh baru tutup," ungkap Lukman.