Kabar24.com, JENEWA - Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta perhatian dunia terkait fakta sekitar 65,6 juta orang yang terpaksa meninggalkan rumahnya akibat terjadi konflik di negaranya.
PBB mengajak negara-negara lain untuk menerima atau setidaknya memberikan dukungan agar para pengungsi tidak terpinggirkan.
Dia mengatakan angka ini naik sekitar 300.000 jiwa sejak 2015. Konflik di berbagai belahan dunia telah mengusir 12 juta orang Suriah, 7,7 juta orang Kolombia, 4,7 juta warga Afganistan, dan 4,2 juta warga Irak.
"Mereka tidak pernah kehilangan impian untuk anak mereka dan keinginan mereka untuk kehidupan yang lebih baik. Mereka hanya meminta sedikit. Hanya dukungan dan solidaritas kita. Saya sangat kagum dengan negara kecil yang mau berbuat banyak untuk para pengungsi ini," katanya seprti dikutip dari siaran pers PBB pada Selasa (20/6/2017).
Menurut sebuah laporan, sekitar 84% pengungsi berada di negara berpendapatan rendah. Artinya, satu dari tiga orang atau sekitar 4,9 juta orang mengungsi ke negara berkembang.
Komisoner Tinggi PBB untuk pengungsi Filippo Grandi mengatakan hari pengungsi sedunia yang jatuh pada 20 Juni menjadi pengingat bagi orang di sekitar untuk bersedia menawarkan tempat yang lebih aman dan menerima mereka ke dalam lingkungan masyarakat.
"Dengan ketidakpastian ekonomi, politik, dan kejahatan yang terjadi, akan membuat kita menutup mata dan pintu untuk mereka. Namun, ketakutan tidak akan membawa kita ke jalan yang lebih baik karena hanya akan membawa kita kepada keterasingan dan keputusasaan,” ujar Grandi.
Keterbukaan, lanjutnya memerlukan pikiran, hati, dan komunitas yang terbuka untuk para pengungsi. Hari pengungsi sedunia adalah momen untuk mempertanyakan apa yang bisa manusia lakukan untuk menghadapi ketakutan ini agar para pengungsi tidak terpinggirkan.