Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPP Tolak Sekolah 5 Hari Sepekan, Ini Alasannya

Fraksi PPP di DPR menolak rencana pemerintah memberlakukan jam belajar selama 8 jam sehari dan 5 hari sekolah (Senin-Jumat) pada tahun ajaran baru Juli 2017 mendatang.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko PMK Puan Maharani (kedua kiri), Mendikbud Muhadjir Effendy (kiri), Kepala Staf Presiden Teten Masduki (kedua kanan) dan Duta Baca Indonesia Najwa Shihab (kanan) menyimak pembacaan dongeng saat acara Gemar Baca dalam rangka Hari Buku Nasional di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/5). Presiden dalam kesempatan tersebut membacakan dongeng Lutung Kasarung didepan ratusan siswa dari berbagai sekolah di Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasar
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko PMK Puan Maharani (kedua kiri), Mendikbud Muhadjir Effendy (kiri), Kepala Staf Presiden Teten Masduki (kedua kanan) dan Duta Baca Indonesia Najwa Shihab (kanan) menyimak pembacaan dongeng saat acara Gemar Baca dalam rangka Hari Buku Nasional di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/5). Presiden dalam kesempatan tersebut membacakan dongeng Lutung Kasarung didepan ratusan siswa dari berbagai sekolah di Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasar

Kabar24.com, JAKARTA -- Fraksi PPP di DPR menolak rencana pemerintah memberlakukan jam belajar selama 8 jam sehari dan 5 hari sekolah (Senin-Jumat) pada tahun ajaran baru Juli 2017 mendatang.

Anggota Komisi X DPR Reni Marlinawati mengatakan program sekolah lima hari sepekan ini telah diwacanakan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan sejak akhir tahun lalu dengan istilah full day school.

Reni mengatakan, kala itu pemerintah berjanji melakukan kajian komprehensif terlebih dahulu sebelum diterapkan dan melaporkannya ke DPR.

“Sampai saat ini kita belum mendapatkan kajian atas rencana penerapan program tersebut,” kata Reni seperti dilansir laman web DPR, Senin (12/6/2017).

Penolakan ini karena masih terdapat sejumlah masalah jika program itu dipaksakan. Ia mencontohkan jika penerapan jam belajar selama delapan jam dalam sehari namun masih banyak ketersediaan infrastuktur sekolah yang tidak memadai.

"Masih banyak dalam satu sekolah dibuat dua gelombang jam sekolah, yakni pagi dan sore karena keterbatasan lokal sekolah," kata Reni.

Reni juga mengingatkan program itu akan menggerus eksistensi pendidikan non-formal keagamaan maupun kursus lainnya di luar jam sekolah seperti madrasah diniyah (madin).

"Waktu anak-anak usia sekolah akan habis waktunya di bangku sekolah,” tambah Reni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper