Kabar24.com, LANGOWAN -- Bank Indonesia memperkirakan tingkat inflasi pada Mei 2017 di Sulawesi Utara bakal tetap terkendali kendati di pengujung bulan terdapat lonjakan harga cabai rawit atau rica.
Soekowardojo, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, mengatakan kenaikan rica hanya berkontribusi seperlima terhadap perhitungan inflasi secara keseluruhan pada Mei 2017.
Untuk diketahui, pada 29 Mei 2017, harga rica mengalami lonjakan 150% dalam sehari menjadi Rp150.000 per kg. Hari ini, Selasa (30/5/2017), harga rica sudah lungsur ke tingkat Rp110.300 per kg.
"Ini hanya satu komoditas yang naik. Ada komoditas lain yang juga turun sepert tomat sayur dari Rp18.000 menjadi Rp8.000. Kalaupun ada dampak [terhadap inflasi], saya rasa itu masih kecil," jelasnya usai panen tomat sayur di lahan kelompok tani Sinar Terang, Langowan, Kabupaten Minahasa, Selasa (30/5/2017).
Sebagaimana diketahui, Kota Manado--yang mewakili Sulawesi Utara--mencetak deflasi 0,02% pada April 2017.
Namun, dalam kalender berjalan, tingkat inflasi di Manado mencapai 2,49%.
Baca Juga
Angka tersebut dinilai cukup tinggi karena sepanjang 2016, Kota Manado hanya mencetak inflasi sebesa 0,35%.
Kelompok bahan makanan menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan kenaikan 4,83%.
Menurut Soekowardojo, tingkat konsumsi masyarakat di Sulawesi Utara bakal meningkat selama bulan Ramadan. Secara historis, sumbangan inflasi selama Ramadan mencapai 0,8%-0,9%. Namun, tingkat inflasi bisa melesat bila terjadi gejolak harga bahan pangan pokok.
Dia menekankan, berdasarkan hasil pemeriksaaan tim pengendali inflasi daerah (TPID), stok bahan pangan pokok di Sulawesi Utara bakal mencukupi hingga hari raya Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada 26 Juni 2017 mendatang.
Soekowardojo menuturkan, saat ini tidak ditemukan persoalan pasokan yang seret. Kenaikan harga rica diduga karena ulah spekulasi para pedagang.
"Ini harus kami mitigasi. Aparat Kepolisian juga akan dilibatkan untuk menjaga harga pangan," tukasnya.