Kabar24.com, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatra Utara membuka peluang mengoperasikan pembangkit listrik alternatif untuk melayani warganya di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan PLN.
Wakil Gubernur Sumatra Utara Nurhajizah Marpaung mengungkapkan Pemprov sedang menjajaki pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di daerah pelosok.
"Masih banyak daerah terpencil atau pelosok yang belum menikmati listrik. Sementara yang lainnya juga masih mengalami pemadaman hampir setiap hari," ujarnya pada Senin (22/5).
Dia menjelaskan belum lama ini Pemprov menggelar pertemuan dengan dua perusahaan swasta yang dinilai berkemampuan membangun PLTS. Keduanya adalah PT Electrik Vine Industries dan PT Cahaya Samudra Global.
Pertemuan itu membahas rencana pembangunan PLTS di daerah-daerah terpencil Sumut yang belum terjangkau jaringan listrik PLN. PLTS dipilih antara lain karena proses pembangunan yang relatif lebih cepat, lebih murah, dan ramah lingkungan.
Selain itu, PLTS juga tidak memerlukan lahan yang luas seperti pembangkit konvensional. Selain itu, instalasi pembangkit juga dapat dioperasikan dengan waktu yang jauh lebih lama, atau hingga 20 tahun, tanpa harus mengalami penggantian atau perbaikan yang berarti.
Meskipun PLN meyakini bahwa cadangan listrik Sumut sudah mampu mencukupi kebutuhan daerahnya, terlebih dengan kedatangan vessel marinir power plant (VMPP) berkapasitas 240 MW, namun menurut Wagub, Pemprov menilai bahwa PLTS masih diperlukan untuk daerah terpencil.
"Karena kenyataannya masih banyak masyarakat di daerah terpencil belum menikmati listrik. Contohnya masyarakat yang tinggal dekat dengan PLTA Siguragura, masih banyak yang kegelapan."
Karena itu, dia memastikan Pemprov akan mendukung berbagai hal yang dibutuhkan kedua perusahaan tersebut jika memang keduanya ingin membangun PLTS di Sumut, terutama soal perizinan. Pada tahap awal, Wagub menginginkan PLTS dapat mengaliri listrik ke 500 rumah.
Pemprov yakin kedua perusahaan itu berkemampuan membangun PLTS karena telah berpengalaman melakukannya serta memiliki standar nasional dan Eropa.
Pemprov mencatat PT Electric Vine Industries yang telah membangun sejumlah PLTS di Tanah Air. Seperti solar panel untuk 47 kepala keluarga (rumah) di Provinsi Papua dengan teknologi solar panel dan smart-meter.
Di tempat terpisah, Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin mengatakan, Marine Vessel Power Plant (MVPP) Onur Sultan telah bersandar di dermaga PLTGU Belawan, Medan, pada Minggu (21/5) pukul 10.30 WIB. MVPP ini akan mengalirkan daya listrik sebesar 240 MW.
Kapal asal Turki yang memiliki panjang 300 meter dan lebar 50 meter ini memiliki mesin PLTD buatan Wartsila berkapasitas 18,81 MW per unit dengan jumlah total 24 unit dan mesin PLTU dengan kapasitas 2x15 MW.
Salah satu kelebihan MVPP ini adalah memiliki kemampuan dual fuel yang dapat menggunakan bahan bahar minyak (BBM) jenis Heavy Fuel Oil (HFO) dan juga bahan bakar gas (BBG). Selain itu, kapal pembangkit yang disewa PLN selama 5 tahun tersebut memiliki sejumlah kelebihan.
Keperluan itu antara lain tidak membutuhkan lahan yang luas, mobilitas relokasi cepat, fleksibilitas dalam penggunaan bahan bakar, konsumsi bahan bakan lebih hemat, produksi limbah relatif rendah serta tingkat kebisingan yang relatif sedikit.
Menurut Amir, pengoperasian kapal pembangkit ini merupakan solusi cepat menunggu pembangkit permanen dibangun. MVPP ini dijadwalkan sinkron dengan sistem kelistrikan Sumatra bagian utara pada Kamis (1/6/2017) dan ditargetkan beroperasi (commercial operation date/COD) pekan kedua Juni 2017.
Masuknya tambahan daya 240 MW dari MVPP akan membuat daya mampu sistem Sumbagut bertambah menjadi 2.287 MW. Dengan perkiraan beban puncak tertinggi 2.075 MW, sistem Sumbagut akan memiliki cadangan daya sekitar 212 MW.