Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan sumur bor di Bukittinggi, Sumatra Barat, guna memenuhi kebutuhan air warga daerah tersebut.
Menurut Jonan, pengeboran sumur lebih baik daripada harus menyambung pipa ratusan kilometer. Dia menilai penyediaan akses air bagi daerah tinggi memang menjadi tantangan tersendiri.
Oleh karena itu, dia menginginkan agar setiap tahunnya bisa ditambah. Begitu pula yang terjadi di Sumatera Barat yang masih mengalami keterbatasan akses air.
Mengunjungi sumur di Desa Kubu Gulai Bancah, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Koto Bukittinggi. Sumur tersebut dibor dengan kedalaman 120 meter yang akan menghasilkan debit 1,5 juta liter per hari bagi 2.160 jiwa.
Adapun, sumur yang diresmikan merupakan satu dari 14 titik di 11 kabupaten di Sumatera Barat dengan potensi debit air 2,3 juta liter per hari untuk 38.880 jiwa.
Totalnya, sejak 2005 hingga 2016, telah dibor 52 titik air tanah di 14 kabupaten/kota dengan debit air 8,98 juta liter per hari untuk 149.760 jiwa.
Pada 2017, akan dibangun sumur bor sebanyak sembilan titik yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di Sumbar. Dengan sumur tersebut, potensi debit air yang dialirkan sebesar 1,55 juta liter per hari untuk 25.920 jiwa.
Kesembilan titik yang akan dibangun sumur yakni Desa Padang Tarok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam; Desa Baringin, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam; Desa Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi; dan Desa Puhun Pintu Kabun, Kecamatan Mandiangan Koto Selayan, Kota Bukittinggi.
Selain itu, sumur dibangun pula di Desa Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman; Desa Tarung-Tarung, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman; Desa Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat; Desa Muaro Kalaban, Kecamatan Silungkang, Kota Sawah Lunto dan Desa Lubuk Tarok, Kecamatan Lubuk Tarok di Kabupaten Sijunjung.
"Maunya berapa lagi? Kalau kami sih ingin banyak. Kalau bisa naik jadi 250 atau 300 [sumur bor baru tiap tahun]. Mungkin Sumbar bisa dapat lebih banyak," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengatakan kebutuhan air mencapai 400 liter per detik. Sementara, saat ini baru tercukupi 160 liter per detik yang bersumber dari dari wilayah lain di sekitar seperti Kabupaten Agam melalui pipa yang dibangun era Belanda.
Adapun, keadaan pipa yang mengalirkan pasokan air kondisinya buruk dan harus dilakukan penggantian. Hingga saat ini, ujar Ramlan, panjang pipa yang terganti baru 24 km sementara sisanya sekitar 120 km belum tersentuh.
Pihaknya pun mencari pasokan air dari perusahaan daerah air minum (PDAM) hingga membangun embung untuk memenuhi kebutuhan air warga. Terlebih, Bukittingi memiliki potensi pariwisata dan rata-rata masyarakat juga bermata pencaharian sebagai peternak kuda sehingga membutuhkan air lebih.